Flash
Disukai
1
Dilihat
6,946
Tahun Ini Menyesakkan
Romantis

Aku tersenyum sendiri, menyadari kalau hari ini datang lagi. Lampu-lampu ruangan sudah dipadamkan, menyisakan gelap dan keheningan. Padahal jam masih menunjukkan sekitar pukul delapan malam saat aku pulang tadi. Dia sengaja tidak menyambut kehadiranku seperti tahun kemarin dan beberapa tahun kemarinnya lagi. Ini sebuah kebiasaan yang begitu aku hafal, tetapi tidak pernah membuatku bosan dengan dia dan apa yang lakukannya.

“Aku pulang,” seruku sambil melangkah hati-hati menuju ruang tengah yang selalu menjadi tempat eksekusi.

Masih tidak ada sahutan, tetapi dalam minimnya cahaya aku tahu kalau dia masih ada di sekitar. Tengah menyembunyikan diri untuk memberi sebuah kejutan, yang tidak pernah absen dia lakukan di tanggal ini setiap tahunnya. Aku yakin, saat ini dia tengah berbisik sendiri—menghitung waktu yang pas untuk menampakkan diri. Diam-diam, aku juga turut menghitung di dalam hati.

Satu ...,

Dua ...,

Tiga!

Seharusnya lampu akan menyala di hitungan ke-tiga seperti biasa, lalu dia akan datang membawa kue ulang tahun dengan lilin menyala di atasnya sambil berseru, “Selamat ulang tahun, Arfan!”.

Seharusnya begitu. Namun tidak kali ini. Ruangan masih tetap gelap dan sunyi, tak ada sambutan, tak ada kue, tak ada lilin, juga tak ada dia yang muncul dengan senyuman lebar dan wajah riang. Kali ini menyesakkan.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)