Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
"Menimbang . . . bahwa terdakwa terbukti telah melakukan perbuatan tercela yang merugikan orang lain."
"Menimbang ... bahwa terdakwa tidak mau bertanggung jawab kepada korban."
"Menim-"
"Tunggu sebentar yang mulia."
Datang suara dari arah pintu masuk. Suara yang taka sing ditelinga orang-orang terdekat. Ia berjalan masuk ke ruangan sidang. Semakin mendekat ke arah Adhi.
Mata Adhi melotot, ia terpengangah. Wajahnya berubah sumringah. Seakan ia melihat malaikat penyelamat. Ya, ia adalah Rini. Ia datang untuk menepati janjinya. Membantu Adhi.
"Anda siapa?!" kata Hakim Ketua.
"Ijin yang mulia, untuk memberikan kesaksian." Dengan lantang Rini bersuara.
Hani yang duduk di sebelah Adhi, hanya berjarak dua kursi. Ia memasang wajah cemasnya. Ia tak pernah menduga hal ini akan terjadi.
"Siall!" ujar Hani.
"Bukannya mereka ribut, terus cerai yaa?!"
"Kok bisa Rini dateng kesini sihh?!" Hani tak terima kedatangan Rini.
Rini yang menyadari bahwa Hani sedang memandangi dirinya, ia langsung menghadap ke arah Hani dan melambaikan tangan. Ia tersenyum mengejek Hani. Hani pun kesal. Rini terus melambaikan tangannya ke Hani.
"Jangan lupa yaa." Bambang membisiki Rini.
"Katakan apa yang harus kamu katakan, dan jangan katakan yang nggak perlu kamu katakan," ucap Bambang.
Rini melakukan tugasnya dengan baik. Sesuai dengan arahan sang kakak ipar.
"Menimbang ... bahwa terdakwa tidak mau bertanggung jawab kepada korban."
"Menim-"
"Tunggu sebentar yang mulia."
Datang suara dari arah pintu masuk. Suara yang taka sing ditelinga orang-orang terdekat. Ia berjalan masuk ke ruangan sidang. Semakin mendekat ke arah Adhi.
Mata Adhi melotot, ia terpengangah. Wajahnya berubah sumringah. Seakan ia melihat malaikat penyelamat. Ya, ia adalah Rini. Ia datang untuk menepati janjinya. Membantu Adhi.
"Anda siapa?!" kata Hakim Ketua.
"Ijin yang mulia, untuk memberikan kesaksian." Dengan lantang Rini bersuara.
Hani yang duduk di sebelah Adhi, hanya berjarak dua kursi. Ia memasang wajah cemasnya. Ia tak pernah menduga hal ini akan terjadi.
"Siall!" ujar Hani.
"Bukannya mereka ribut, terus cerai yaa?!"
"Kok bisa Rini dateng kesini sihh?!" Hani tak terima kedatangan Rini.
Rini yang menyadari bahwa Hani sedang memandangi dirinya, ia langsung menghadap ke arah Hani dan melambaikan tangan. Ia tersenyum mengejek Hani. Hani pun kesal. Rini terus melambaikan tangannya ke Hani.
"Jangan lupa yaa." Bambang membisiki Rini.
"Katakan apa yang harus kamu katakan, dan jangan katakan yang nggak perlu kamu katakan," ucap Bambang.
Rini melakukan tugasnya dengan baik. Sesuai dengan arahan sang kakak ipar.
#1
Janjimu, Janjiku
#2
New Moon, New Month
#3
Bulan yang dinanti
#4
Ibu ... Perjuangan terhebatmu
#5
Dramamu di atas setiaku
#6
Luapan Lautan Merah
#7
Kesabaranku di uji
#8
Maaf tak berujung
#9
Anakku, milikku
#10
Ku kejar Karir ku Demi Anakku
#11
Menjaga Hati
#12
Mencintaimu, ku bahagia
#13
Aku sadar, aku mencintaimu
#14
Yes, i love you
#15
Kesalahan Terbesarku
#16
Perlahan menjauh
#17
Kompleks
#18
Cinta sejatiku telah pergi
#19
Ku nikmati perjalanan hidupku
#20
Setiaku, tanpa harus mengganggumu
#21
sesuai namaku, Sampah Di Bulan Juni
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
1.1k
Tentang Penulis
Yuni Sarah
Saya adalah penulis pemula. Saya ingin berkarya di dunia Conten Writer.
3
Pengikut
1
Karya
Rekomendasi dari romantis
Novel
Mantan
Bentang Pustaka
Novel
The Woman in Cabin 10
Noura Publishing
Novel
Anyelir Untuk Alyssa
Mizan Publishing
Novel
The One
Bentang Pustaka
Novel
Defeated by Love
Bentang Pustaka
Novel
Dear Heart, Why Him?
Bentang Pustaka
Novel
Recalling The Memory
Bentang Pustaka
Novel
If Only
Bentang Pustaka
Novel
Rival
Bentang Pustaka
Novel
Because Its You
Bentang Pustaka
Novel
Modus
Bentang Pustaka
Novel
Highschool Love Story
Bentang Pustaka
Novel
Mimpi
Bentang Pustaka
Novel
Pelik
Bentang Pustaka
Novel
My Ice Boy
Bentang Pustaka