Masukan nama pengguna
Padamulah aku menanti di sini. Aroma tubuhmu yang masih terngiang itu keraplah membangunkan imajinasi liar ketika akhir sebelum kau pergi setelah kau mengenakan pakaianmu lagi setelah kita mengusaikan pergumulan yang hanya kau, aku, dannsetitik cahaya senja yang mengintip di cermin jendela retak seperempat.
"Aku, akan pergi ke arah senja berada. Agar kau mudah mencariku jika nafsumu menggebu padaku. Hanya kau yang kuberitahu. Tidak dengan laki-laki yang kubersamai selain dirimu." Aku ingat katamu itu sebelum kaki kananmu melangkah keluar yang meninggalkanku terkulai yang belum mengenakan apapun.
Arah senja sudah kuikuti. Bahkan juga kutanyai pada angin yang berhembus berjalan ke arah senja. Bukan jawaban yang aku terima, melainkan cemohan 'Goblok, yang kau cari sesungguhnya tak jauh. Gunakan akalmu juga kewarasanmu. Bukan kenafsuanmu!'
Kasih, di manakah kau kini berada? Hai senja yang membiru di langit merah! Tolong beritahu aku di mana dia? Aku belum sempat mengatakan kalau aku tak bisa lepas dari cintanya yang semalam saja.
Dari sisi tenggara, kudapati burung gereja yang berdiam di atas kabel listrik. Berkatalah dia, "Perempuan yang kau cari, akan kembali satu tahun lagi di tempat kali kau bertemu -itupun jika kau beruntung. Dia pergi ke arah senja dengan gincu merah ranumnya. Dia pengembara cinta. Laki-laki baginya tak ada yang becus untuk mengerti dia seutuhnya. Ya ..., kebanyakan laki-laki yang dengannya itu kerap menyukai tubuhnya sampai buas ketika dia melepaskan semua pakaiannya tanpa terkecuali pakain dalamnya."
Aku menengadah saja, sembari menghitung berapa peluangku menunggunya selama itu. Satu tahun!
"Memang banyak laki-laki yang dengannya memang suka menelanjanginya, bahkan enggan melewatkan satu yang terlewat dari jamahan jari jemarinya. Tidak satu pun yang mau menelanjangi sisi-sisi yang diinginkannya untuk ditelanjanginya -dirinya yang seutuhnya, bukan dirinya yang karena kemolekan tubuh ataupun kecantikan wajahnya. Tak seorang pun. Ya, tak seorang laki-laki satu pun mau menelanjangi bagian yang itu. Sebab nafsu lebih perlu dibanding pengertian yang utuh."
-Selesai-