Cerpen
Disukai
2
Dilihat
6,407
Moon Moon (Bulan yang Hilang)
Romantis

Kretttttttt….. suara pintu terbuka, “selamat pagi”. Sapa seorang wanita muda yang masuk ke sebuah toko buku milik pak sarno.

“ oh pagi Alisa, akhirnya kamu datang juga”, sambut pak sarno sebari merapikan buku-buku di rak. “kinan… kinan” panggil pak sarno kepada kinan, seorang pegawai di toko buku miliknya.

 “iya pak, ada apa panggil saya”.

“kinan, perkenalkan ini Alisa humaira, karyawati baru yang akan bantu-bantu di toko ini” Alisa menglurkan tangannya pada kinan dan mengajak berkenalan. “Alisa”. “kinan” (saling berjabat tangan).

Kinan ananta surya seorang pegawai toko di toko buku MURANTI milik pak Sarno, pemuda usia 25 tahun dengan gaya slengean cool gen-z nya.

***

Bekerja di toko buku yang tak terlalu besar memang sering bertemu dengan banyak orang yang datang apalagi dengan karyawan yang hanya 3 orang, Kinan, shinta dan pegawai baru Alisa. Membuat mereka sehari-hari semakin dekat, dan itulah yang kini sedang Kinan rasakan.

Toko tutup jam 5 sore ketika lagit sudah mulai berwarna jingga, kinan pulang ke rumahnya dengan sepeda motor Honda Beat berwarna merah, selintas di pikirannya ia sedang memikirkan Alisa temannya di toko buku, lalu ia memberanikan diri untuk mengechat Alisa di aplikasi hijaunya.

“P..P..P..”

“iya, ada apa kinan” jawab Alisa di chatnya

“enggak ko Al.. iseng aja ngechat kamu… bosen soalnya dirumah terus”

“lah baru juga pulang kerja,bukannya istirahat, mandi tuhh” ledek Alisa.

“lah akumah mandi gak mandi tetep manis ko Al hahahaha”

“dih ya kali”. Mereka pun saling berbalas pesan sampe malam dengan dalih yang sama.

Keesokan hari Alisa tidak masuk bekerja karena sakit.

Kinan datang lebih awal ke toko karena ada pesanan buku dari percetakan datang. Tapi ia tak melihat Alisa dating ke kantor, dan ternyata Alisa tak masuk kantor karena sakit panas kata shinta. Dalam pikirnya kinan akan melihat kondisi Alisa kerumahnya dengan diantar shinta karena ia tak tau dimana rumah Alisa.

Kinan akhirnya pergi ke rumah Alisa bersama Shinta, menggunakan motornya yang baru sajah di cuci pagi tadi. Akhirnya sampailah kinan dirumah Alisa dan diizinkannya masuk oleh ibunya Alisa. Diruang tamu kinan bertemu dengan seorang lelaki sedang duduk dan meminum segelas air teh hangat. Tanpa menoleh kinan dan shinta langsung sajah menuju kamar Alisa.

“Alisa… udah bosen kerja yaa malah tiduran”, kata kinan di depan pitu kamar Alisa.

“ heh, sembarangan kalau bicara. Orang aku sakit, mana ada aku bosen kerja”. Sahut Alisa

Mereka pun berbincang seraya menanyakan gimana kabarnya di toko. Tiba-tiba terdengar suara dari ruang tamu. “Alisa aku pulang ya”.. “iya” jawab Alisa.

“siapa itu lis?” kata shinta. “itu tunanganku”. Jawab Alisa. Betapa terkejutnya kinan tau akan hal tersebut, ternyata Alisa sudah bertunangan dengan lelaki yang ada di ruang tamu tadi, dan mereka sudah di kabarkan akan segera menikah.

Akhirnya kinan dan shinta berpamit pulang dari rumah alisa.

***

Kamis pagi kala itu, Alisa sudah kembali bekerja di toko seperti biasa. Tiada yang aneh, hanya saja ada sedikit kecanggungan yang dirasakan oleh kinan ke alisa. Waktu beranjak sore semuannya berpamitan pulang ke pak sarno. Sampai dirumah terdengar suara notifikasi hp kinan, ternyata chat dari alisa. Alisa memintanya untuk mendengarkan curahan hatinya mala ini.

Ternyata Alisa sedang ada masalah bersama tunangannya itu, dikarenakan masalah kecil tetapi dibesar-besarkan. Kinan yang mempunyai perasan pada Alisa sedikit longgar mendengar cerita tersebut seakan ada cela dikehidupannya.

Jum’at di toko pak sarno mengajak kinan pergi ke sebuah tempat untuk melihat buku-buku yang akan dikirim ke tokonya, mereka pergi berdua menggunakan mobil sedan warna merah yang sudah sedikit bekarat. Sesampainya bertemu bos yang punya pabrik tersebut, pak sarno masuk ke sebuah ruangan untuk bernegosiasi dan kinan disuruh menunggu. Alih lama menunggu kinan bosan dan membuka hp nya, ternyata ada chat dari Alisa,”shareloc, aku anterin makanan, kamu pasti gak dikasih makan sama pak sarno”. Kinan pun memberikan lokasinya. Beberapa saat kemudian dating Alisa membawakan makanan untuk kinan, ayam geprek bagian sayap dan teh tarik. Ternyata pak sarno itu baik tapi suka lupa kalo dia bawa orang pergi bersamanya jadi gak diajak makan itu kata Alisa. Alisa pun kembali ke toko, dan alangkah senangnya kinan diberikan makanan dan minuman oleh Alisa.

Malam pun tiba sebari memegang hp-nya dengat sedikit tersenyum kinan masih berkirim pesan dengan Alisa, sambil berterimaksih atas makananya tadi.

***

“kumpul-kumpul” kata pak sarno di depan ruangan buku. “kita akan berlibur ke bukit lingkar bersama pak sadir pemilik percetakan di solo besok hari, maka dari itu hari ini setngah hari saja kalian kerja, dan silahkan bersiap-siap”. Kinan mengajak Alisa untuk pergi ke pasar untuk membeli makanan dan minuman persedian di bukit nanti. Roti, susu kental manis jadi incaran tak lupa pop mie rasa soto yang warna ijo dibelinya. “Al beli topi yu yang kayak pendaki gitu, aku belum punya nih” “aku udah punya kinan kamu aja, aku pilihin deh”. Topi hitam bertali di pilih oleh Alisa walau sedikit kekecilan tapi kinan suka. Sorehari – malam hari serasa lama dengan angan ingin besok cepat dating untuk berlibur.

Pagi tiba semuanya sudah siap berangkat berlibur, mereka berangkat menggunakan mobil yang hanya muat untuk 5 orang. Pak sadir membawa 2 orang karyawannya ditambah pak sarno tersisa satu kursi lagi untuk kinan Alisa dan shinta. Mereka mutuskan diputuskan dengan cara suit yang menang boleh ikut mobil dan yang kalah memakai motor milik toko. 1…2..3…sttttttt shinta akhirnya menang dan bias masuk mobil sedangkan kinan harus naik motor bersama Alisa. Keadaan yang cukup menyenangkan bagi kinan dan alisa,karena mereka bias bersama-sama diperjalanan. 08.30 mereka berangkat, yang sekitar 1 jam lebih di perjalan, dan dihabiskan dengan kebersamaan kinan dan Alisa, canda tawa, dan Tanya yang terjadi menjadikan suasana indah kala itu.

Senja mulai Nampak dari kejauhan, membuka cakrawala jingga yang memekar dan terhampar mega yang menggelora. Kinan bersama dengan aliya saling memandang dikerumunan jingga seakan berkata “aku akan bersamamu”. Menikmati senja memang enak bagi mereka yang sedang dibuat kasmaran oleh Tuhan, tanpa sadar bahwa senja tak selamanya hadir, ia akan pergi seiring dengan malam yang berganti, hitam, pekat dan tanpa jingga.

Senja berganti malam, api unggun kecil mulai menemani mereka dengan penuh canda tawa. Sesekali mereka saling bertanya akan kehidupan yang seperti apa sebenarnya yang diinginkan. Bahagia dengan pilihan kita atau kita dipilihkan untuk bahagia. Terkadang hidup itu seperti itu. Ada yang mengatur da nada yang diatur. Malam mulai menampakan kejutannya dengan bulan yang hadir diatas pandangan mereka, dengan berharap bahwa kebersamaan akan selalu ada tanpa ada perpisahan yang membuat mereka tak serasa hidup dengan bahagia.

“Al, lihatlah bulan itu, indah bukan, dan kita sedang memandang bulan yang sama ditempat yang sama”.

Aliya hanya tersenyum tipis sambil sesekali melihat bulan yang hadir, dan malam dihabiskan dengan memakan segelas pop mie yang dibagi dua dan dimakan hangat-hangat sambil sesekali tertawa riang. Malam yang indah itulah kata yang pas untuk malam itu.

Pagi yang dingin berubah hangat bagi kinan karena masih bisa bersama dengan aliya, secangkir teh hangat serta bakwan renyah menyapa pagi dengan terbitnya matahari. Mereka berjanji akan kembali ke tempat ini dengan keadaan yang sama, bahagia dengan dan tertawa bersama.

***

Hari berlalu dengan keadaan yang sama, pergi ke toko lalu pulang sore hari. Kinan dengan kebiasaan nya bermain gitar di teras rumah sambil menunggu pesan dari aliya. Tetapi kali ini tak ada pesan masuk, hanya ada notif dari group gossip sajah. Dalam khayal kinan, dimanakah aliya, sedang apa dan kamana dia. Pagi hari kinan berangkat kerja seperti biasa dengan hati yang masih bertanya-tanya. Dan kinan pun bertemu dengan shinta. Ia diberitahu bahwa aliya sudah tidak bekerja lagi di toko pak sarno, ia resign karena ada hal yang harus ia kerjakan dan tak mungkin untuk bekerja di toko lagi, tapi ia tak tau apa alsannya itu dan apa kepentingannya itu.

Seminggu berlalu kinan tanpa kabar dari aliya. Sore hari di teras rumah seperti biasa dengan gitarnya kinan mendapatkan pesan dari aliya. Tetapi pesan itu berupa undangan pernikahannya dengan beni, lelaki yang waktu itu ada di rumah aliya. “Benarkah ini?” Tanya kinan. “Datang ya” balas aliya di pesan nya. Kinan hanya mengiyakan sajah pesan tersebut.

Sabtu hari itu toko libur, dan kinan pergi ke bukit lingkar sendirian dengan membawa alat berkemah. Duduk dikursi lipatnya, sambil memandang senja yang kali ini tanpa tatapan dan kata, yang akhirnya berganti malam. Malam kembali dating dengan menghadirkan bulan diatas kinan, tapi kali ini berbeda, taka da kata, bahagia dan tawa. Kinan mendongak ke langit seraya berkata pada bulan. “ inikah jawaban doa waktu itu, aku tak bisa melihat bulan yang sama dengannya, merasakan dinginnya malam bersamanya. Mengapa ia pergi begitu saja?”. Seketika bulan meredup seakan mendengar perkataan kinan yang sedang kehilangan cintanya. Terkadang kita akan bersama orang yang mencintai kita bukan dengan orang yang kita cintai.

***


Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)