Cerpen
Disukai
4
Dilihat
6,043
KITA (Kasih yang Indah Tanpa Akhir)
Romantis

Entah ini benar atau salah akupun tak tahu, yang aku tahu dan aku selalu ingat orang tuaku pernah bilang “Jalani hidupmu dengan penuh rasa syukur”, ya memang tidak salah kata orang tuaku itu. Memang hidup ini merupakan suatu perjalanan bukan Pelarian, anak muda seusiaku pun banyak yang bilang “jalani aja dulu, masalah akhirnya kita pikirkan nanti”

Ya itulah yang sedang aku rasakan saat ini, aku tak tau ini hanya perasaanku atau karena pikiranku yang terlalu overthinking, aku takut yang ku jalani saat ini adalah perjalanan dari sebuah pelarian. Aku pun tak tahu harus mulai dari mana…

Aku Sahita, Sahita Asmara. Itulah namaku, banyak orang yang bilang bahwa nama itu punya makna yang mendalam. Mungkin itulah jawaban dari namaku, bahwa aku sedang merasakan tertarik pada seseorang yang entah aku pun bingung bagaimana caraku menceritakan kisahku ini. Aku masih duduk di bangku sekolah menengah atas, yang kata orang masa yang paling menyenangkan dalam dunia pendidikan. Aku pun setuju dengan itu, banyak hal yang aku rasakan dan hanya bisa aku dapatkan ketika aku SMA. Aku termasuk anak yang aktif, hampir setiap hari pasti ada saja kegiatanku, aku suka berkegiatan bahkan kadang sampai lupa waktu. Orang tuaku kadang sampai menelponku hanya untuk memastikan kapan aku pulang, maklum aku anak tunggal, orang tuaku pasti sangat kawatir padaku walaupun mereka sudah aku beri tahu hari ini aku berkegiatan di mana. Saat ini rasa bingung sedang melandaku, mungkin kau bisa membantuku teman..

Semoga kau tak bosan mengikuti kisahku ini, semuanya berawal dari pertemuan yang tak disengaja atau memang ini sudah menjadi rencana Tuhan. Setahun yang lalu pertama kali ku menginjakkan di tempat ini, semua terasa asing bagiku. Tak pernah terpikirkan aku akan berada di temapt ini, bermimpi pun aku tak pernah apalagi membayangkan, namun inilah tempat di mana kisahku ini akan dimulai, “Jalani dulu aja, Tuhan yang menentukan”, kataku dalam hati ketika aku berjalan menyusuri lorong kelas yang terasa dingin.

Perkenalkan Aku Sahita, aku murid baru di sekolah ini salam kenal semua, semoga kita bisa menjadi teman yang baik di sekolah ini. Ucapku saat kami diminta saling memperkenalkan diri oleh guru yang mengajarku saat itu. Salah satu mata pelajaran yang asing di telinga, Astronomi. Tampak di depan sana guru yang tampak berdiri di depan kelas, sambil menyampaikan tentang apa yang akan kami pelajari dalam mata astronomi, “Aaah… apa menariknya coba mempelajari benda langit dan cakrawala, ribet amat sihhhh…” “Ada-ada aja ni guru, baru juga perkenalan udah bahas hal yang aneh-aneh. terserah dehh jalani aja dulu”

“Ok anak-anak sebelum kita memulai pembelajaran kita sepakati dulu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan selama pembelajaran astronomi”Kata guruku, Ahh siapa namanya aku pun tak ingat, suaranya terlalu pelan saat perkenalan tadi, batinku dalam hati.

“Yang pertama, selama pelajaran dilarang berbicara hal yang ga penting, yang kedua tugas harus dikerjakan tepat waktu, yang ketiga tidak ada anak yang boleh keluar dari kelas saya dengan alasan apapun termasuk ke toilet, yang terakhir apabila ada yang terlambat masuk kelas saya, tinggal pilih saya yang keluar atau kalian yang terlambat tidak ikut pelajaran saya”

‘Wowoowowoww…..ngeri amat boss kesepakatannya, ini guru niat ngajar ga sihh, aneh banget kesepakatannya” kataku dalam hati, aaah bakal membosankan banget mapel astronomi ini, gurunya ga jelas, suaranya bikin ngantuk, kesepakatan semau-mau gurunya” “Hahaha jalani aja dulu Boos” kataku pelan sambil tersenyum.

 *ENTAH* 

“Ok anak-anak untuk memulai pembelajaran hari ini, tugas pertama adalah kalian membuat materi tentang keindahan Bintang ataupun tata surya, boleh tentang Bumi, Komet, Bintang, matahari maupun benda angkasa lain” “Dalam bentuk Video dan di upload di Instagram kalian masing-masing” kata Beliau.

Ahhh aku ingat sekarang namanya Pak Wisnu Antika, memang antik dan unik sesuai namanya.

“Pak Aan, saya ijin bertanya Pak, apakah boleh menggunakan second akun atau membuat akun abru khusus tugas astronomi ini?”tanyaku kepada Beliau.

“Tidak boleh, harus menggunakan akun asli kalian dan jangan diprivat” “Oh ya satu lagi, dikumpulkan hari ni maksimal pukul 19.00 WIB, kalau ada yang terlambat atau tidak membuat tidak usah ikut pelajaran saya selama satu Minggu, jadi tolong dikerjakan”

“Lhaa Pak, kalau internetnya bermasalah bagaimana?” tanyaku kepada beliau

“Mbak, dicoba dulu, dicoba atau dikerjakan juga belum kok sudah mikir yang engga-engga” Jawab Pak Aan.

“Ya Pak maaf” jawabku pelan, “Astaga ini orang terbuat dari apa sih,nyebelin banget, kan aku Cuma nanya biar ada solusi kalau memang nanti ada yang bermasalah dengan internet di rumahnya”

Ya itulah aku teman-teman, aku gampang panik dan kadang lebih pusing memikirkan masalah orang lain dibandingkan fokus dengan permasalahanku sendiri. Aku senang kalau temanku merasa senang, dan aku ikut sedih ketika ada temanku yang menceritakan kesedihannyapadaku. Aku sebenarnya juga ingin bercerita kepada orang lain tentang masalah-masalahku, tapi terkadang pikiranku bilang “Ahh, ga usah deh kasian mereka jadi ikutan pusing dan susah setelah tahu masalahku, aku bisa kok, aku kuat, ya mungkin ini memang jalan hidupku” “semangat buat diriku sendiri”

                                     

*18.45*

“Selamat sore Pak maaf mengganggu waktunya, saya Sahita dari Kelas X mau meminta ijin bahwa Hape saya eror jadi saya tidak bisa mengirimkan tugas bapak di IG saya, apakah saya diperbolehkan mengumpulkan menggunkan IG teman saya nanti kalau IG saya sudah tidak bermasalah saya kirim ulang melalui akun saya ?” Terima kasih, sekalilagi mohon maaf Pak”

“Oh, begitu silakan saja, yang penting mengumpulkan dulu. Nanti kalau memang sudah tidak eror silakan dikirim ulang menggunakan akunmu sendiri, yang penting mengumpulan tepat waktu”

“Ya Pak terima Kasih”

“Ya, sama-sama”

Huffft lega rasanya, baru juga jadi siswa baru sudah hampir langsung kena hukuman. untung lagi baik tu manusia, kalau engga wah repot juga ga ikut pelajaran. Enak sebenarnya ga harus ikut pelajaran Astronomi, trus dengerin ocehan gurunya, tapi kasian oarng tuaku yang sudah berusaha buat mencukupi kebutuhan sekolahku. Aku sadar waktu buat keluargaku sendiri sangat sedikit, aku lebih sering berkegiatan di luar rumah, entah kegiatan sekolah maupun kegiatan di masyarakat.

“Sahita….”, “Eh, ya pak gimana”

“Gimana Hapemu, apaka masih eror IG”nya”? tanya Pak Aan tiba-tiba.

“Masih pak, kayaknya karena penyimpanannya penuh Pak” jawabku sedikit ragu

“Oh gitu, ya sudah kalau begitu, berarti saya menilai dari akun IG temanmu ya”, “Iya, pak. Maaf kalau jadi merepotkan”

“Iya gapapa, ga masalah juga kok” “ Sebenarnya Bapak ada Hape ga kepake di rumah, tapi agak jadul tapi lumayanlah kalau Cuma buat buka IG masih mampu, kalau mau nanti kamu menemui saya di ruang guru”

“Takutnya kalau nanti ada tugas dari guru lain yang menggunakan hape juga, malah kamu dikira ga mengerjakan”

“Oh, ga usah pak terima kasih nanti malah merepotkan Bapak, ini hape saya masih bisa kok walaupun kadang mati-mati sendiri karena eror” “Yaudah gini saja, kamu bilang ke ortumu dulu kalau mau dipinjemin hape, karena hapenya eror kalau buat mengerjakan tugas, kalau ortu memperbolehkan ya besuk menemui saya, kalaupun memang belum perlu ya engga papa”

“Ya pak, sebelumnya terima kasih Pak”

Aneh banget ini orang, di kelas aja aturannya ngeri banget, tapi ini malah nawarin hape. Ini beneran Pak Aan guru astronomi bukan sih, kok beda banget kelakuannya.


Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)