Masukan nama pengguna
Berbicara perihal pertemuan, klasiknya selalu beriringan dengan kata perpisahan.
Aku bertemu dengan dirinya disaat aku masih menjadi manusia yang lemah. Digenggam erat tubuhku dalam pelukan hangatnya, bersamanya jiwa dan ragaku aman terjaga. Detik demi detik, hari berganti hari, kamu tahu aku selalu tenang ketika telingaku masih mendengar lantunan suara indahmu. Walaupun terkadang yang ku dapat ocehan receh darimu tapi kini kurasa tak masalah, malah itu yang aku rindukan.
Kini aku kembali datang menemuimu, maaf sudah lama membuatmu menunggu. Langkah kaki menapaki tanah yang kering namun lembab, udara sore hari yang sejuk menemani diriku yang kini tepat dihadapanmu. Kurapihkan sedikit baju dan toga yang terpasang diatas kepalaku, tak lupa salam yang selalu ku ucapkan padamu.
Namun aku tak bisa berbohong perihal air mata yang tiba tiba mengalir begitu saja. Aku begitu rindu padamu, kuceritakan apa yang telah ku dapatkan hari ini, sebuah gelar sarjana yang dahulu pernah kita bicarakan. Lihat aku mendapatkan gelar itu, senang sekali rasanya. Aku tahu kamu pun merasa sangat senang dan bangga, namun aku tak bisa lama berada disini, aku akan kembali dilain waktu. Terima kasih atas semua kesan dan pesan darimu hingga detik ini, senang rasanya bisa kembali memelukmu bunda, walau hanya melalui perantara batu nisan.