Karya yang aku tulis dengan sentuhan segala rasa. Karyaku dan tentangku. Seperti baskara yang tak lagi menemani arunika. Ataupun pardika yang singgah di tiap baitnya. Masa remaja dengan segala kenangannya. Tak sesederhana cinta saat pandangan pertama. Ini tentang mimpi yang pernah kita bicarakan bersama.

Kita remaja yang tengah belajar apa itu kehidupan. Menemukan rumah baru adalah sebuah hal yang menakjubkan dan tak semua orang bisa merasakan. Walaupun peluru selalu menghantam, kita selalu menguatkan. Dengan kepercayaan, kita bertahan. Siapa sangka ada sesuatu yang masih terpendam. Seperti cerita pada Agra Temaram. Harusnya, tak apa kita menaruh curiga pada keadaan. Siapa tahu jadi seperti aku, semua berakhir berantakan.

Pada akhirnya pecahan kaca itu harus kita rangkai ulang. Sebuah pengalaman yang tak bisa dikatakan rekaan. Perjuangkan saja apa yang menjadi tujuan. Dan ingat apa yang aku katakan. "Seseorang bisa saja menusukmu dan bertanya, mengapa kau berdarah?"