Cerpen
Disukai
2
Dilihat
14,574
Ibu-ku Sang Penyemangat
Drama

Ibu, atau yang biasa kita panggil “mamah” “bunda” “umi” dan sebagainya sebutan kesayangan yang akan dikatakan oleh seorang anak. Aku menyebutnya mamah.

Mamah merupakan salah satu bagian dari hidupku yang sangat berarti bagiku dikala aku susah maupun senang. Pada suatu ketika di hari minggu pagi aku dengan mamahku pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan memasak, “ka, ayo kita kepasar bantu mamah beli sayuran” ucapnya padaku. “ayo mah, aku yang antar ya ke pasar pakai motor” jawabku dengan penuh gembira.

Setelah di pasar aku dengan mamah berbelanja sayuran dan kebutuhan lainnya, setelah itu kami kembali menuju rumah. Disaat sedang mencuci sayuran, mamah bertanya kepadaku “ka, gimana sudah coba ikut lomba-lomba belum?” “belum mah belum ketemu” jawabku dengan perasaan bingung. Setelah beberapa hari, aku menemukan salah satu lomba yang diiklankan pada laman Instagram yang sesuai dengan minatku yaitu ‘Lomba Membuat Puisi’ yang diselenggarakan pada tingkat nasional, setelah aku mengetahui lomba itu, segera memeberitahu mamah mengenai lomba itu. “mah, aku udah ketemu nih lomba membuat puisi gimana mah aku ikutt ga ya?” tanyaku dengan penuh semangat, “nahh bagus tuhh udah sana ikut aja, lumayan kan kalau menang bisa jadi prestasi buat kedepannya” jawab mamah dengan tersenyum sambil mengusap rambutku. Setelah itu aku mendaftar pada laman internet.

Beberapa hari setelah mendaftar, aku mulai membuat puisi itu dengan dibantu oleh mamah dan juga guru Bahasa Indonesia ku yang ada di sekolah. Disaat suasana malam yang dingin di ruang tamu, mamahku dan juga ayahku berkumpul bersama untuk melakukan diskusi keluarga, ayah bertanya kepadaku “kaka katanya kamu ikut lomba puisi ya? bagaimana perkembangan nya?”, “hmm.sudah sih yah, hanya saja ada beberapa bagian yang belum diselesaikan” jawabku dengan bimbang, lalu ibu menyambung percakapan kami “kayaknya udah tau yah, udah selesai, hanya saja gak mau ditunjukkan saja” ujar ibu dengan ekpresi bercanda.

Setelah dari diskusi keluarga itu besoknya aku pergi ke sekolah untuk belajar dan bertemu teman-temanku. “kringgg!!!” bel tanda waktunya istirahat, “Sena, ke kantin yuk, gua laper nih” ujar teman-temanku, “engga ah kalian duluan saja, aku masih ada urusan tugas” jawabku dengan sopan. Pada waktu istirahat aku selalu mengerjakan dan menulis puisi yang sedang dilombakan.

Hari yang ditunggu-tunggu tiba, malam itu aku mengirimkan hasil karya puisi kepada panitia lomba “yey, puisi nya udah selesai. Waktunya aku kirim, tapi gimana ya bagus ga ya?” ucap ku dikamar dengan ekspresi ragu, tiba-tiba mamah masuk ke kamar untuk mengajak makan malam bersama “kak ayo makan malam dulu, muka mu kenapa seperti orang bingung gitu, sedang memikirkan sesuatu?” tanya mamah sambil berdiri depan pintu “ee..e.engga mah, ga ada apa-apa” ujar ku sambil berjalan keluar menuju meja makan.

Seminggu telah berlalu, tepat pada hari minggu pagi aku membuka Instagram dan melihat postingan yang berisi pengumuman hasil pemenang lomba karya puisi "wahh udah ada nih hasilnya, kira-kira aku dapet ga ya?” ujar ku dengan penuh semangat sambil melihat urutan pemenang lomba tersebut, “kok nama ku ga ada ya disini?” tanya ku dalam hati dengan jantung yang berdebar. Pada saat itu mamah sedang duduk sambil menonton tv “mamah, kayaknya kaka ga lolos ke tahap selanjutnya deh, nama kaka ga ada di sini” ucap ku sambil mendekati mamah yang sedang duduk “serius ka, yahh berarti emang belum rezeki nya” ujar mamah sambil menepuk paha ku, “yah terus gimana dongg mahh?” sambung ku sambil menunjukkan ekspresi sedih.

“Kaka, mamah kasih tau yaa, dalam lomba, kalah menang itu sudah biasa jadikan perlombaan ini untuk kamu terus berlatih, sampai dimana kamu bisa mencapai yang maksimal, jadikan motivasi untuk bangkit kembali dalam kekalahan ini dan ingat setiap orang punya kelebihan dan kekurangan ga boleh merasa ga mampu terus semangat dan berlatih serta jadikan semua perlombaan yang kamu ikuti menjadi pengalaman bagimu” ujar ibu dengan penuh nasihat sambil mengusap rambutku. “makasih yah mah, mamah pasti selalu ada kata-kata yang membuat ku menjadi bangkit dan semangat lagi” sambung ku sambil mengusap air mata. “iya, sama-sama….udah sana tidur yaa udah malam kamu kan besok masih sekolah” ujar ibu sambil membawa ku ke kamar.

Keesokan harinya aku bangun di pagi hari dan menuju meja makan untuk sarapan, “Hai ka selamat pagi, ayo sarapan mamah udah buatin makanan kesukaan kaka nih” kata ibu sambil menuangkan air minum ke gelas, “yey, makasihh mahh….wahh ini makanan kesukaaan kaka bangett nihh” ujarku sambil menyantap makanan. Setelah sarapan aku siap-siap untuk pergi ke sekolah untuk belajar seperti biasa.

Saat di Sekolah, pada jam istirahat aku bertemu dengan guru Bahasa Indonesia yaitu Bu Nur “Sena, bagaimana perlombaannya udah ada pengumuman pemenang?” tanya Bu Nur kepada ku , “hmm gimana ya bu, maaf ya bu saya ga menang” jawab ku dengan tidak enak hati , “owh ya udh gpp, nama nya juga perlombaan kan pasti ada yang menang dan kalah” “oh ya ibu ada lomba lagi nih yaitu ‘Lomba Membuat Poster Digital’ dengan tema menjaga lingkungan, kamu mau ikut ga?” tanya Bu Nur sambil memperlihatkan informasi melalui handphone nya. “hmm nanti deh bu saya pikirkan kembali buat ikut lomba nya ya” jawab ku dengan sopan. “kriingg!!!!” bunyi bel masuk jam pelajaran selanjutnya. Aku bersama teman-teman pergi menuju kelas untuk melanjutkan belajar.

Tepat jam dua siang aku bersama teman-teman pulang menggunakan motor dan sambil beriringan. Saat tiba dirumah aku langsung menemui mamah tanpa mengganti baju dahulu, “mamah, tadi Bu Nur menawarkan kaka lomba poster digital gitu kira-kira kaka ikut ga ya?” tanyaku sambil mencium tangan mamah , “wahh bagus tuhh yaudah kamu ikutan aja, pendaftaran nya gratis ga, terus gimana juknis nya?” ujar mamah dengan semangat, “hmm iya sihh baguss, tapi kaka takut deh ga menang lagi….kalo untuk pendaftaran sih gratis” jawabku dengan bimbang, “udahh percaya sama mamah, kamu ikut aja…dan tunjukkan yang terbaik, berlatih yang rutin dan serius selain usaha tentu juga dibarengi oleh doa, tidak lupa mamah juga akan dukung kaka dengan doa dan support teruss” ujar mamah.

Beberapa hari berlalu sejak aku membicarakan tentang lomba tersebut akhirnya aku mendaftar lomba tersebut menggunakan laptop. Setelah aku mendaftar tiba saat nya untuk mengikuti tehnical meeting.

Setelah aku mengikuti tehnical meeting, aku pun mengerjakan lomba desain tersebut dengan baik dan benar, di tengah-tengah lomba desain yang dilakukan secara online aku pun melakukan tugas utama ku yaitu sebagai seorang pelajar untuk belajar ke sekolah menuntut ilmu serta bertemu dengan teman-temanku, saat disekolah pada jam istirahat aku bersama teman-teman yang sedang jajan dikantin didatangi oleh seorang siswa dari kelas lain dan berkata ini kepadaku “yahh gimanaa lombanyaa, ga menang kan lu…..lagian lu mana bisa lomba kaya gituu pasti ga akan bisa, baca puisi disekolah aja nilai nya kurang, apalagi ikut lomba” ujar siswa tersebut dengan meledek, “maksud lu apaa ngomong kaya gitu!!!.....urusan lu apa!!?? yang ikut lomba gw, kenapa jadi lu yang ribet” sambung ku sambil menatap tajam mata siswa tersebut, saat keadaan itu teman-teman langsung menenangkan ku dan kami kembali menuju ke kelas karena jam pelajaran selanjutnya sudah akan dimulai.

Saat di kelas salah satu temanku yang biasa dipanggil Kevin berbicara kepada ku “Sena, lu pokok nya jangan dengerin kata orang lain deh….ikutin kata hati lu aja, gw yakin sebagai teman, lu itu udah pasti bisa kok hanya mungkin lu harus memperbanyak lagi latihan nya agar lu nanti ketika mengerjakan ataupun mengikuti lomba nyaa jadi percaya diri dan yakin lu pasti menang, oke braderr semangaattt” ujar Kevin dengan menepuk pundakku, “iya, gw harus banyakin latihan dan jangan pernah terpengaruh dengan kata-kata orang, makasih ya Vin lu udh ingetin gw semangatin gw teruss” jawabku dengan terharu.

Setelah itu aku kembali belajar seperti biasa sampai bel pulang, setelah pulang ke rumah aku kembali mengerjakan desain tersebut agar cepat selesai karena batas pengumpulan nya yaitu H+7 dari tehnical meeting tersebut, singkat cerita aku pun mengumpulkan hasil desain kepada panitia melalui link yang diberikan melalui grup Whatsapp yang digunakan untuk perlombaan desain itu berlangsung.

Setelah beberapa hari penilaian akhirnya keluar lah hasil dari pengumuman siapa aja yang menang ke tahap selanjutnya, pada saat pengumuman itu aku sedang berada di rumah yaitu tepat pada hari minggu, aku melihat siapa saja yang menjadi pemenang, kebetulan pengumuman hasil lomba tersebut diadakan melalui live streaming aplikasi zoom, aku, ayah dan mamah ikut menyaksikan pengumuman hasil lomba tersebut, pengumuman ini dibarengi dengan penutupan event ini sehingga acara sudah dimulai dari pagi.

Waktu terus berjalan tiba saat nya pengumuman hasil lomba desain tersebut “bapak ibu dan peserta lomba desain, kita umumkan pemenang lomba desain poster digital dengan tema menjaga lingkungan, sebaiknya kita mulai dari yang pertama dulu deh yaa…yang lain kan biasa dari juara tiga sekarang kita dari awal deh yaa.

Juara pertama di raih oleh Aulia Putri Anis , juara kedua di raih olehh….(wahh siapa nih ya ka yang kedua), yang kedua adalah Argantara Sena Alifhandi, dan juara ketiga adalah……” sorak MC yang sedang membacakan pengumuman hasil lomba, “wahhh, mamah, ayah…..waaahhhh kaka menang lombaa Juara 2 nihhh yeyyyyy” ucapku dengan bahagia sambil memeluk kedua orangtua ku, “tuh kan, mamah bilang juga apaa…..pasti kalo kamu berusaha dan selalu berlatih dan selalu mencoba pasti akan bisa…..mamah tau anak mamah tuh bisa hanya saja harus terus berusaha selama ada kesempatan kedua” sambung mamah dengan terharu sambil mengusap rambut ku, “iyaa mah, makasih ya mah, mamah selalu ngedukung aku” terimakasih mamah. 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)