Cerpen
Disukai
2
Dilihat
1,526
Hujan di bulan September
Romantis

Diana selalu percaya bahwa jatuh cinta itu harus seperti di film. Penuh kejutan, bunga, dan rasa jantung yang berdebar. tetapi kenyataan nya hidup tidak seperti naskah film.

Terutama ketika cowok yang ia sukai justru malah menyukai sahabatnya sendiri. namun, segalanya berubah ketika hujan pertama bulan september turun ... bersamaan dengan hadirnya Aldi. Siswa baru yang cuek, pendiam, dan tampak dingin. dibalik sikapnya itu, ada sesuatu yang membuat diana terus ingin tahu, dan mungkin tanpa sadar jatuh cinta.


BAB 1 : Payung Yang Sama

Diana membenci hujan, bukan karena takut basah. tetapi, hujan membuatnya sendirian. Pagi itu, langit mendung sejak subuh. Dan, akhirnya turun hujan deras saat bel sekolah hampir berbunyi. semua siswa berlari kecil masuk ke dalam. ada yang memakai jas hujan atau payung. kecuali, diana ia berdiri didepan gerbang, sambil memeluk tas nya. berharap ada sebuah keajaiban datang atau seseorang datang membawakan nya payung seperti di drama korea.

"Lo ngapain bengong disitu?".

suara itu tidak terlalu dalam, tapi cukup membuat diana terkejut. seseorang cowok berdiri didepan nya, sambil memegang payung hitam besar, wajahnya datar tanpa senyum.

"kamu mau kehujanan terus disini?" tanya nya lagi.

Diana menggeleng kepala pelan. "lagi nungguin temen".

"Temen kamu udah masuk duluan".

kata cowok itu sambil menghela nafas, lalu mengangkat sedikit payung nya. "mau bareng aja, gak usah romantis - romantisan, gue juga gak suka hujan".

Diana diam terpaku. tapi entah kenapa ia malah melangkah juga.

Di bawah payung yang sama, mereka berjalan cepat menuju gedung sekolah. diam. hanya ada suara hujan yang menemani.

"Nama gue aldi". ucap cowok itu tiba - tiba. diana menoleh. matanya bulat "siswa baru ya?".

Aldi mengangguk. "dan lo?".

"Diana"

"hmm"

cuma "hmm". lalu mereka sampai dilarang sekolah yang hangat dan penuh suara. aldi langsung berjalan pergi tanpa menoleh.

tapi anehnya, sejak saat itu, diana tidak bisa melupakan cowok dengan payung hitam itu.


BAB 2 : Cowok Aneh di kelas IPA II


Diana tidak menyangka ternyata cowok dengan payung hitam kemarin ... ternyata satu kelas dengan nya.

"Aldi Pratama, siswa pindahan dari bandung. tolong dibimbing ya". kata bu Linda saat memperkenalkan di depan kelas.

Diana duduk di bangku tengah langsung menunduk bukan karena malu, tetapi jantungnya berdegup dengan cepat. aneh, seperti difilm. kenapa perasaan ini muncul?.

"Aldi kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah fara" lanjut bu linda.

Diana menoleh. disebelah fara? sahabatnya sendiri?.

Fara tersenyum manis kepada aldi. "hai aku fara, kalau ada apa - apa tanya aja ya, aku ketua kelas".

lalu aldi hanya mengangguk.

tetapi yang membuat diana tercengang. senyum kecil aldi. senyum yang tidak dia dapatkan kemarin.

hari-hari berikutnya terus berlanjut dan terasa sangat berbeda.

Aldi mulai mengobrol dengann fara, terkadang mereka juga pulang bareng karena rumah nya searah. Fara yang tadi nya biasa aja, sekarang mulai curi-curi pandang ke Aldi. Dan aneh nya, aldi tidak bersikap dingin lagi di dekat fara.

Diana? dia hanya bisa menonton dari kejauhan.

"lo kenapa sih akhir-akhir ini aneh banget?". tanya nia teman sebangku nya

"ah enggak apa-apa, gue lagi pusing aja nih". jawab diana bohong

Padahal bukan kepala nya yang pusing, tapi perasaan nya.

kenapa harus fara ?

kenapa cowok yang bisa membuat diana "mungkin aku bisa jatuh cinta lagi" justru lebih dekat dengan sahabatnya sendiri.

Semenjak saat itu, yang paling menyakitkan aldi tidak pernah menoleh kearah diana lagi sejak hari hujan itu.


BAB 3 : Fara Mulai Jatuh Cinta


"dia tuh lucu, beda, misterius gitu ya" kata fara sambil minum es kopi dikantin sekolah.

Diana mengangkat buku dari wajah nya. "siapa"?

Fara tersenyum kecil. pipinya memerah sedikit. "Aldi"

Deg

Diana pura pura membaca buku lagi. tapi sebenernya dia tidak sanggup mendengar ucapan fara tersebut.

"awalnya aku kira dia cuek, pendiem, gak ramah tapi pas udah ngobrol dia tuh perhatian banget. obrolan nya juga nyambung, dia juga ternyata jago banget gambar manga, bayangin keren banget gak tuh dia.

Diana memaksakan senyum. "iya ya, keren banget.

Fara menatap sahabatnya itu, "lo kenapa sih, akhir-akhir ini diem aja?"

"Enggak apa-apa. jawab diana cepat lagi. lagi banyak tugas".

padahal bukan tugas tapi, perasaan yang dia pendam terus sejak hari hujan itu.

Di kelas aldi dan fara semakin dekat, mereka duduk bensrrdampingan saat diskusi mereka suka tertawa kecil dan terkadang juga berbisik. diana merasa seperti hantu, hadir tapi tidak terlihat.

suatu sore, diana hendak pulang lebih cepat. kepala nya pusing, ia melihat pemandangan yang membuat dada nya sesak.

Aldi dan fara berdiri di depan gerbang sekolah, hujanr rintik-rintik dan sekali lagi aldi memegang payung hitam besar itu

namun, kali ini ia tawarkan ke fara bukan diana.

Diana berdiri dibalik tiang lorong. diam. menyaksikan dua orang yang ia sayangi perlahan menjauh dibawah hujan.

Malam nya, ia menatap langit dan berharap hujan tidak pernah turun di awal bulan september.


BAB 4 : Yang Akhirnya Terucap


Sudah lebih dari tiga hari diana bersikap biasa, tersenyum saat fara cerita tentang aldi. tertawa saat mereka kerja kelompok bareng, dan pura -pura gak peduli ketika aldi duduk lebihn dengan fara dibanding dirinya.

tapi itu semua lama-lama mejadi api kecil yang membakar dalam diam.

sampai akhirnya jumat sore api itu meledak.

kantin sepi, hanya ada mereka berdua. langit mendung. seperti sebuah pertanda.

"di, lo beneran enggak apa-apa?" kata fara sambil membuka kotak bekal. "soalnya lo makin aneh aja sekarang, bahkan pas gue cerita soal aldi lo kaya gak dengerin".

Diana menghela nafas. perlahan dan dalam.

"gue dengerin kok far, tapi gue cuma capek".

fara menatapnya. "capek kenapa?"

diana menahan air mata yang sudah menggenang sejak tadi. kali ini, ia tidak mau diam lagi, ia sudah tertalu banyak mengalah.

"capek... pura-pura gak peduli". jawab diana akhirnya

fara pun terdiam

"capek denger lo cerita soal cowok yang gue suka duluan".

fara membeku. "hah!"

Diana melanjutkan, nada bicara nya perlahan mulai naik perlahan. " gue suka sama aldi, far, dari awal hujan pertama bulan september. tapi lo gak pernah tahu karena gue diem, karena gue takut lo suka sama dia juga, dan ternyata gue bener lo suka juga".

"di, gue gak tahu".

"ya!" karena gue gak pernah cerita. potong diana cepat. "gue pikir gue kuat, tapi ternyata gak semudah itu far".

keduanya diam. suasana menjadi tegang. hanya terdengar suara hujan yang mulai turun dari luar.

"gue ... cuma pengen lo tau, sebelum semuanya semakin jauh, biar gak ada yang perlu gue simpen lagi".

Diana lalu berdiri, mengambil tas nya.

"maaf, gue pualng duluan".

dan kali ini, fara hanya bisa menatap kepergian sahabatnya, dengan hati yang tak kalah berat nya.









Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)