Seorang jiwa yang tak ditemui sebuah cela di bola matanya, dan berhasil melalui hari demi hari di kehidupannya dengan kesendirian. Dia masih bertahan dalam kesendiriannya hingga dia melihat seseorang yang diyakini bahwa dialah jiwa yang akan mendampinginya hingga hari senja tiba, hari dimana detik demi detik dilalui dengan tenang dan ungkapan kebahagiaan. Namun, sebelum hari senja itu tiba dia ingin berjalan bersama seseorang itu menyusuri lika-liku hidup yang diakhiri dengan duduk bersama di sebuah kursi tua dengan damai sambil bersyukur atas anugerah Tuhan kepadanya. Namun, jiwa itu tak tahu apakah dia akan berhasil membuat harapannya terjadi. Mungkin ada banyak rintangan yang akan menghiasi jalannya demi mendapatkan anugerah itu. Namun, sesuatu terjadi yang membuat dia semakin ragu untuk meyakini bahwa harapannya akan terjadi. Apakah Tuhan berkehendak lain dalam kehidupan jiwa itu? Kehendak yang berlawanan dengan keinginannya?