Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Sota yang akhirnya menjadi preman dan buron dulunya adalah bocah dengan kelainan mental dan gerak gemulai layaknya bocah perempuan. Ia selalu merasa takut luar biasa jika jauh dari orang tuanya.
Setelah ayahnya tewas dibunuh dan ibunya meninggal karena sakit-sakitan, Sota yang masih sedikit menderita kelemahan mental praktis hidup sebatang kara dan hidup di jalanan karena rumah peninggalan ibunya tak mungkin dihuni. Rumah paling atas di desa teratas di lereng Gunung Sinabung yang masih mengeluarkan lava dan awan panas.
Tempaan kerasnya hidup di jalanan membuat Sota menjadi pemberani bahkan ikut bergabung dengan kelompok preman paling besar di Medan. Barra ketua kelompok itu. Sebuah bentrokan dengan aparat kepolisian membuat kelompok preman itu kocar-kacir dan Barra terbunuh. Sota berhasil kabur dan bertemu dengan Banjarudi, pengusaha sukses yang ingin menjadi wali kota di Kalimantan.
Sota dibawa Banjarudi ke Kalimantan dan bertemu dengan Haribanda, pengusaha yang berhasil membunuh Banjarudi dengan cara licik. Haribanda yang tahu latar belakang Sota memaksanya melakukan apa saja, termasuk membunuh. Perang batin dalam diri Sota membawanya pada pilihan sulit, membunuh Haribanda atau tetap mengikuti segala perintahnya meskipun sangat bertentangan dengan batinnya.
Istrinya yang sedang hamil dan anak sulungnya yang masih kecil serta mitos yang sangat ia yakini, membuatnya sangat sulit menentukan pilihan.
Setelah ayahnya tewas dibunuh dan ibunya meninggal karena sakit-sakitan, Sota yang masih sedikit menderita kelemahan mental praktis hidup sebatang kara dan hidup di jalanan karena rumah peninggalan ibunya tak mungkin dihuni. Rumah paling atas di desa teratas di lereng Gunung Sinabung yang masih mengeluarkan lava dan awan panas.
Tempaan kerasnya hidup di jalanan membuat Sota menjadi pemberani bahkan ikut bergabung dengan kelompok preman paling besar di Medan. Barra ketua kelompok itu. Sebuah bentrokan dengan aparat kepolisian membuat kelompok preman itu kocar-kacir dan Barra terbunuh. Sota berhasil kabur dan bertemu dengan Banjarudi, pengusaha sukses yang ingin menjadi wali kota di Kalimantan.
Sota dibawa Banjarudi ke Kalimantan dan bertemu dengan Haribanda, pengusaha yang berhasil membunuh Banjarudi dengan cara licik. Haribanda yang tahu latar belakang Sota memaksanya melakukan apa saja, termasuk membunuh. Perang batin dalam diri Sota membawanya pada pilihan sulit, membunuh Haribanda atau tetap mengikuti segala perintahnya meskipun sangat bertentangan dengan batinnya.
Istrinya yang sedang hamil dan anak sulungnya yang masih kecil serta mitos yang sangat ia yakini, membuatnya sangat sulit menentukan pilihan.
Tokoh Utama
Sota memiliki kelainan mental
Cak Jo atau Wijaya Sota
A Ling atau Tipa
Cak Kancil
Haribanda
Banjarudi
Astrid
Oci
Cemet
Barra
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
164
Dibaca
8.1k
Tentang Penulis
Era Ari Astanto
Suka menulis novel dan cerpen.
Karya yang sudah terbit: Novel Jika Sang Ahmad (tanpa Mim) Memilih; Berturur Sang Gatholoco; Riwayat Bangsat; Nama yang Menggetarkan Dwilogi Pejalan Rasa
Beberapa antologi cerpen.
Karya yang sudah terbit: Novel Jika Sang Ahmad (tanpa Mim) Memilih; Berturur Sang Gatholoco; Riwayat Bangsat; Nama yang Menggetarkan Dwilogi Pejalan Rasa
Beberapa antologi cerpen.
268
Pengikut
1
Karya
Rekomendasi dari thriller
Webtoon
SISI SURAM
maryadi anwar
Novel
Bidadari Kedua
Ara Pelangi
Novel
BROKEN BUTTERFLY; Beyond the Night That Differs Love and Lust
iswana suhendar
Novel
The Assassin
Safiraa
Novel
Secret
Mahardika Widi
Novel
RAHASIA CINTA SANG PSIKOPAT
Triboy Mustiqa
Novel
NOW OR NEVER
Tuan Typo
Novel
The Last Human
rizka dewi
Novel
Ambu Sang Atma
Syahrani Alyssia Tunggadewi
Novel
SECRETS
Victori Maria
Skrip Film
Akinwole
Leovy Agustin
Novel
MAWAR PSIKOPAT
Miss Green Tea
Novel
The Butterfly Illusion
Rezwandari Andela Putri
Novel
Kamu Pembunuh Nya?!
Rini IR
Novel
The Guesthouse
Panji Pratama