Cerpen
Disukai
14
Dilihat
12,921
Cinta dua dimensi
Drama

Namaku sifaya, umurku sekitar 24 tahun dan aku sedang kuliah di universitas Maliobo, dimana sehari-hari aku bekerja sebagai seorang penyanyi di sebuah cafe shop , dan aku juga bekerja paruh waktu untuk membayar biaya kuliahku.

Aku tinggal jauh dari keluargaku, untuk menuntut ilmu dan demi mengejar cita-citaku sebagai Pengacara.

Aku rela hidup sederhana di kosan ya g kecil, demi menghemat biaya hidupku di kota yun.

Namun semua itu aku lakukan juga demi membantu pacarku, panggil saja dia Anggra.

Pria tampan yang juga berprofesi sebagai seorang vokalis cowok ya g tergabung dalam grub Band pendatang baru.

***

Malam itu aku mentransfer seluruh uang tabunganku, bahkan aku sampai menunda pembayaran uang kuliahku, demi membantu Anggara untuk membayar cicilan mobil baru Anggara.

" Apa sif !!!" Seorang mulai terkejut sembari menatapku, ia terlihat merasa bersalah karena telah menunjukkan sebuah foto kepadaku.

" Jadi ... Kamu baru saja mentransfer uang kamu untuk Anggra ?" Gadis disampingku kembali menatapku penuh keharuan.

" Mau bagaimana lagi ..., nasi telah terlanjur menjadi bubur ... Dan aku juga sudah mendatangi kontrakan Anggara, tapi mereka semua juga sudah pindah dari kontrakan itu " aku mulai menjelaskan semuanya pada mei.

" Astaga. ... Kamu sangat bodoh Sifa..." Kali ini mei mulai menyalahkan ku.

" Parahnya lagi ... Dinda juga sudah tahu ... Kalau aku punya tabungan deposito itu" aku kembali menyebut nama sahabatku yang kabur bersama pacarku.

" Dasar tidak tahu malu " kata mei kemudian memelukku.

Kini aku harus menerima kenyataan bahwa aku telah hancur sehancurnya, apalagi Anggara adalah kekasih yang paling aku banggakan, dan paling aku cintai.

"Akhirnya, malam itu aku berinisiatif untuk pergi dari kota Yun, dan kembali kedesaku yang jaraknya bisa ditempuh selama 1 hari satu malam.

Namun di tengah perjalanan aku yang sedang duduk di kapal laut yang akan mengantarku ke pelabuhan, tiba-tiba saja terjadi badai hebat,hingga kapal yang aku tumpangi hampir saja tenggelam, namun tiba-tiba saja apalagi itu berputar dan menepi kesebuah pulau yang tak jauh dari kota Yun.

" Astaga ... Dimana ini " aku mendengar beberapa orang mulai berteriak ketakutan.

Akupun juga mulai takut, karena suasana dipulau itu sedang tidak baik-baik saja, namun aku masih bisa bernafas lega,karena aku masih diberi keselamatan oleh Tuhan.

" Awas ... Bagi kalian yang sedang datang bulan ... Pegang hidung kalian, dan jangan bernafas" seseorang mulai memberikan instruksi yang sangat aneh menurutku.

" Maksudnya apa pak ?" Aku yang saat itu sedang datang bulan mulai sedikit menyelidiki.

" Sudang neng ... Lakukan saja jika mau selamat" kata pria setengah tua itu, akan tetapi sebelum aku menutup hidung dan menahan nafasku, aku merasa tiba-tiba bulu kudukku berdiri.

Aku juga mulai mencium aroma wangi yang langsung menusuk hidungku.

" Hatsiiii " aku mulai bersin.

" Aduh ... Bagaimana ini " beberapa orang mulai mengeluh.

Tak lama kemudian, aku melihat sebuah bayangan seseorang pria berjubah sembari membawa pedang, yang sulit aku terkadang dengan akal sehatku.

" Kamu ... Adalah mangsaku" aku mendengar suara itu samar-samar, dan tak lama kemudian aku mulai berada didunia yang lain.

Aku hanya melihat kosong dan gelap, aku hanya melihat bayangan seorang pria berwajah pucat itu sembari mengeluarkan pedangnya.


" Baiklah ... Jika memang saya adalah mangsamu ... Maka makanlah saya ... Namun ijinkan saya untuk pulang dulu menemui ayah dan ibu saya"aku mencoba bernegosiasi.namun pria itu tidak mau, ia bersikeras ingin menusukku, bahkan kini ia menarik pedangnya dan menghunuskan pedangnya keleherku.


" Saya tidak suka bernegosiasi ... Karena saya bukan manusia yang licik" kata pria itu.

" Baiklah ... Kalau begitu ,jangan bunuh saya. ... Jadikan saya tawanan ... Saya bisa memasak ... Saya bisa mencuci baju " aku mencoba menawarkan diri.

Beberapa saat kemudian, pria itu langsung marah dan mencoba mengeluarkan sebuah energinya untuk membuat kapal yang kami tumpangi hampir tenggelam.

Dari sudut yang lain aku melihat anak-anak kecil dan ibu hamil mulai menangis

" Serahkan diri kamu ... Dan darah kamu, atau semua akan menanggung akibatnya " meski samar pria itu mulai mengancamku.


Aku hanya bisa menghela nafasku, dan berharap akan mendapat keajaiban, namun jika mengingat kembali penderitaanku, rasanya percuma aku hidup karena aku telah menghancurkan harapan ayah dan ibuku.


" Baiklah ... Tapi saya punya syarat untuk kamu" aku mencoba untuk kembali berulah.

" Saya tidak punya waktu ... Bulan purnama akan segera usai, dan ini adalah kesempatan terakhir saya ... Untuk menyempurnakan kekuatan saya" pria itu mulai mengatakan niatnya.


" Baiklah ... Kalau begitu saya punya permintaan terakhir" aku mencoba meminta kesempatan.

" Katakan ..." Pria yang masih belum menampakkan wajahnya itu mulai menatapku.

" Kamu hanya berwujud suara, dan bau kamu sangat wangi ... Bisakah kamu mengijinkan saya untuk memeluk kamu, agar saya bisa mengetahui hantu yang telah melahap saya dan saya juga bisa membalas dendam di kehidupan selanjutnya" aku mencoba untuk membuat lelucon.

" Dasar gadis bodoh !!!" Pria itu langsung mengetahui trik licikku.

Akupun segera berlari untuk keluar dari kapal itu dan melompat ,meski aku tidak bisa berenang, aku harus berusaha untuk menyelamatkan diri.

Diman setelah aku melompat kedalam air,aku mulai semakin ketakutan karena hampir tenggelam.

***

Beberapa saat kemudian aku tersadar, dan melihat seberkas cahaya mulai menghampiriku.

Dengan cepat aku membuka mataku, dan aku bisa dengan jelas melihat seseorang telah berdiri di depanku.

" Apa kamu masih mau menunda waktu saya?" Pria berjubah abu-abu itu mulai menunjukkan wajahnya padaku.

" Kamu ... " Aku mulai bangkit, dan berdiri dengan tegak dari hamparan pasir pantai yang terlihat sangat indah pada malam itu.

" Baru kali ini ... Saya memiliki waktu untuk mengobrol dengan mangsa saya, sepertinya kamu sangat istimewa" pria itu mulai mendekatiku.

Dan aku mulai merasa ketakutan, aku mencari senjata untuk melawan pria asing itu.

" Berani maju ... Saya yang akan membunuh kamu" teriakku, sembari melempari pasir kearah pria itu.

Akan tetapi hanya secepat kilat saja ,dia langsung bisa menabgkaoku, hingga kini aku sudah diterkamnya,aku mulai merasakan bahwa ia telah bersiap kembali menghunuskan pedangnya.

Aku yang sudah pasrah, tiba-tiba mulai melihat kejanggalan pada leher pria itu.

" Maaf ... Sepertinya ada yang telah menyakiti kamu" aku memberanikan diri menarik sebuah benda pusaka kecil yang menancap di leher pria asing itu.

" Ahhhhhg ....!!!"pria itu kemudian berteriak kesakitan,sampai ia melepaskan ku begitu saja, bahkan kini penampilannya jauh lebih menyeramkan dari yang sebelumnya.

Matanya yang berkilau mendadak menjadi biru keemasan, dan aku juga mulai melihat giginya mulai berubah menjadi taring, ditambah rambutnya yang indah tiba-tiba berubah menjadi panjang.

Aku bingung harus bagaimana, apalagi saat itu aku sendiri.

" Aku butuh .. darah ... Aku harus memakan kamu,aku butuh darah gadis yang datang bulan " dia mulai menrkamku lagi.

" Yang mulia ... Yang mulia !!!" Beberapa saat kemudian datang beberapa komplotan yang tidak aku kenal,bahkan kostum Mereke mirip kostum kerajaan kuno.

" Yang mulia ... Cepat makan gadis itu" seorang wanita muda mulai meneriaki pria asing yang kini berubah menjadi jahat itu.

Aku hanya bisa berusaha melepaskan diri, namun aku tidak bisa.

Akan tetapi beberapa saat kemudian, aku mulai teringat cerita yang pernah membaca sebuah buku dongeng tentang raja penguasa pulau seberang laut, bahwa ia akan tunduk dengan sebuah ciuman.

Entah ini benar ,atau salah tapi aku hanya bisa melakukan ini untuk mencobanya.

Saat ia sibuk menatapku dengan kejam dan mulai mendekati leherku, aku memberanikan diri untuk berbalik mendekati wajahnya dan aku mulai menutup kedua mataku agar aku bisa menyelesaikan misiku.

" Cup ..." Hanya berlangsung beberapa menit saja, aku telah berhasil mendaratkan ciuman pertamaku untuk pria asing yang sebenarnya juga tidak aku tahu.

" Lindungi yang mulia " tiba-tiba beberapa orang mulai berteriak dan membuat lingkaran untuk mengepungku.

" Apa yang kamu lakukan !!!" Pria itu mulai berteriak.

" Begini yang mulia ... Nama saya sifatnya, saya janji akan menjadi tawanan yang mulia, jika yang mulia mau melepaskan saya ... Saya akan membantu yang mulia untuk mencari cara melawan kutukan itu" aku berpura-pura pintar dalam sekejap.

" Hah ... Kenapa kamu tahu ? Tentang kutukan saya ?" Pria itu mulai terkejut.

" Dengarkan saya ... Didunia manusia, saya seorang peramal masa depan" aku mencoba semakin bicara melantur untuk mengelabuhi pria asing itu, akan tetapi sungguh sangat membuatku semakin ketakutan saat awan hitam tiba-tiba keluar dari dalam tubuh pria hitam itu.

Hingga beberapa saat kemudian aku jatuh pingsan entah karena apa, akupun tidak tahu pasti.

***

Keesokan harinya, aku terbangun dan aku sangat terkejut saat aku sudah berada di kosanku.

" Astaga ... Aku mimpi apa semalam " aku yang mengira kejadian menyeramkan semalam hanyalah mimpi langsung terkejut, saat mei datang dan langsung memukuli aku.

" Kenapa ?" Tanyaku sembari bangkit dari ranjangku.

" Dari mana kamu bisa ketemu pria ganteng, dan sekaya itu dalam waktu satu malam ?"mei kini sibuk menanyaiku.

" Hah ... Pria ? " Aku mendadak bloon.

"Itu ... Dia sedang diintrogasi oleh ibu kos ... Karena ia tidak bisa bicara sama sekali, meski ganteng dan sempurna ... Apa dia bisu" mei langsung memberiku penjelasan.

Aku yang penasaran segera berlari keluar dari kamar kosku, dan aku juga sangat terkejut saat melihat pria yang tadi malam menyergapku, kini memang benar ada dalam dunia nyataku.

" Sifatnya ... Siapa dia, kenapa dia tidak bicara ?" Tanya seorang perempuan berbadan gemuk seraya menatapku dengan tajam.

" Anu ... Itu ... Bu ..." Aku mulai sibuk mencari jawaban.

" Bukankah kemarin kamu mengatakan kalau kamu baru saja ditipu oleh pacar kamu, dan kamu juga di tinggal kabur oleh pacar kamu ... Lalu dia siapa?" Ibu kosku mulai membuatku kesulitan menjawab.

Akhirnya, aku terpaksa berbohong, dan dengan cepat aku mengatakan bahwa dia adalah kakak sepupuku,dia bisu ,dia juga baru saja sembuh dari gangguan jiwa dan ia adalah anak orang kaya.

Selepas ibu kos dan mei pergi, aku langsung memarahi pria asing itu, yang usianya jauh lebih tua dariku, namun jujur ia sangat tampan dan perfect.

" Kenapa kamu mengatakan saya bisu dan sakit jiwa?" Pria itu langsung protes sembari mendekatiku.

" Anu ... Saya ..." Aku mulai ketakutan.

" Tapi tidak peduli ... Dengan itu, karena saya telah mengampuni kamu untuk tidak menjadi mangsa saya, maka kamu harus segera menolong saya ... Agar bisa mendapatkan penawaran dari kutukan itu" kata pria itu kemudian duduk.

" Bukankah ... Kamu mengatakan diri kamu seorang peramal ,lalu kenapa kamu sangat miskin ? Dan sampai ditipu oleh pacar kamu?" Pria itu bertanya lagi.

" Ok ... Yang mulia ... Saya akan membantu anda , tapi tolong ... Anda jangan terlalu sibuk mencampuri urusan saya, apalagi membahas tentang cowok brengsek itu" aku mulai emosi.


" Dan ... Kamu juga harus tahu, mulai sekarang ... Kamu adalah tawanan saya !!! Jadi jangan berani untuk membohongi saya " kata pria itu kemudian pergi dari kamar kosku.

Setelah hari itu, pria asing yang masih belum jelas asal usulnya itu, mulai kerap mendatangiku bahkan ia mulai membuat heboh di kosanku, karena para wanita mulai tertarik untuk memuji ketampanannya, bahkan ia dalam sekejap saja bisa langsung membeli mobil dan barang-barang mahal.

" Malam ini ... Kamu harus ikut saya ke istana saya ... Karena ada jamuan besar disana" pria itu mulai mengatakan permintaannya.

" Tapi ... Bagaimana cara saya masuk kedalam istana anda ... Dan sebelum itu, anda harus berjanji bahwa anda tidak akan menyakiti saya ... Lalu ... Saya bisa balik lagi ke dunia saya ..." Aku mulai berdalih.

" Saya bukan orang licik dan sembarangan seperti kamu" kata pria itu kemudian mulai mengajakku untuk mengikutinya.

Akhirnya aku terpaksa mengikutinya, entah bagaimana caranya pria asing itu bisa membawaku pergi hanya dengan memintaku memejamkan mata.

Beberapa menit kemudian, aku sampai di tepi pantai yang menuju ke pulau yang beberapa hari lalu aku lewati, dan disana ia mulai kembali mengeluarkan sebuah magic yang sulit untuk diterjemahkan.

" Pakai ini dulu ... Sebelum masuk istana saya ... Karena saya tidak ingin rakyat saya mulai berdebat dan menggosipkan baju kamu" kata pria asing itu sembari memberikan aku sebuah gaun yang mirip seorang wanita Korea.

" Ini sebenarnya ... Nyata apa mimpi ya " aku mulai bertanya dalam hatiku.

"Jangan kebanyakan mikir ... Dimensi ini hanya berputar dalam dua kali, jadi kalau kita tidak pergi tepat waktu ... Saya takut nanti kamu juga akan sulit balik kedunia kamu" pria itu mulai menakutiku.

" Baik ... " Aku segera pergi ke toilet yang berada tak jauh dari tepi pantai itu.

Dan beberapa saat kemudian.

( Cling ) Aku langsung berubah menjadi seorang gadis cantik yang memakai baju ala-ala kerajaan Korea, aku sebenarnya hampir lupa dengan diriku sendiri, namun yang lebih membuatku terkejut lagi saat aku berhasil masuk kedalam dunia lain itu, aku melihat keindahan didalam pulau sunyi itu.

Istana yang begitu megah dengan rakyat yang sedang beraktifitas dengan segala kesibukannya.

" Ini namanya pulau Devista ...istana kerajaan Raja Danuarta " kata pria asing itu, kemudian mengajakku untuk berjalan masuk kedalam istana.

" Tapi ... Anda janji kan ... Akan mengantar saya pulang " aku kembali mengingatkannya.

" Apa saya ... Mirip seorang penjahat?" Ia mulai bertanya.

" Bukan penjahat ... Tapi anda itu raja menyeramkan" aku mulai membuang muka.

Dan dari situlah, aku mulai berkenalan dengan penghuni kerajaan Devista, dimana aku sangat diperlakukan sangat baik oleh mereka, dan beberapa saat kemudian pria asing itu datang kehadapanku sembari memakai baju kebesarannya, lengkap dengan mahkotanya.

" Karena kamu telah mencabut pusaka milik dukun jahat itu, maka saya bisa kembali ke wujud saya ... Tapi saya akan tetap harus mencari darah perawan" kata pria asing itu lagi.

Aku mulai berfikir , jika ini terjadi lagi pasti akan ada korban lagi, aku segera memainkan trikku agar bisa mendapatkan cela untuk mengelabuhi pria asing itu.

" Bagaimana ... Kalau anda bisa menghabiskan darah saya ... Tapi anda harus janji ... Anda tidak lagi menyakiti gadis-gadis yang tidak bersalah itu" aku mencoba memberinya penawaran.

" Tidak ... Kamu hampir menyelakai yang mulia raja, dan yang mulia tidak boleh melakukan itu" kata wanita muda yang merupakan orang kepercayaan raja Danuarta.

" Ya sudah ..." Aku pura-pura acuh, namun tiba-tiba wajah pria yang akrab disapa yang mulia raja itu mendadak pucat dan ia mulai muntah darah.

" Yang mulia harus segera mendapatkan darah segar !!!" Teriak seorang pelayan setia raja.

" Iya ... Mari kita berangkat " sahut pengawal yang lainnya.

Aku mendadak sangat bingung, apalagi hari ini temanku mei juga akan menyeberang kembali ke desa.

" Apa kita bisa bicara raja" aku meminta raja Danuarta untuk memberi waktu sebentar.

" Katakan ..." Raja Danuarta mendengarkan ku.

" Apa kita bisa bicara di tempat yang lain ?"aku mencoba memperlambat waktu.

" Kamu ikut saya ... Kita bicara di kamar saya " kata raja Danuarta.

Aku yang sebenarnya sangat takut dan ragu mengikuti pria berwajah tampan itu.

Sesampainya di dalam kamar megah itu, aku memberanikan mendekati pria yang sedang kesakitan itu.

" Hisaplah ... Darah saya ..." Aku mulai menawarkan pergelangan tanganku.

" Gila kamu ..." Dia mulai memakiku.

" Saya masih perawan ... Dan saya juga masih haid" aku kembali memberi penjelasan.

" Jangan konyol ... Darah kamu bisa habis dan ... Kamu ... Bisa ..." Aku segera membungkam bibir tipis itu dengan telapak tangan kananku.

" Lakukan saja ..." Aku mencoba meyakinkan.

" Tapi saya biasanya tidak menghisap dari tangan, saya menebas leher dengan pedang saya " jelas raja Danuarta.

" Kalau begitu ... Coba saja ... Anda menghisap langsung dileher saya ... " Aku mulai menyibakkan rambutku.

" Baru kali ini ... Saya bertemu gadis gila seperti kamu" ia mulai mengejekku.

" Yang penting ... Anda harus janji ... Kalau anda tidak akan lagi menyakiti gadis-gadis dan orang-orang yang menyeberang di pulau anda " aku memberinya sebuah penawaran.

" Sudahlah ... Saya ... Tidak bisa " dia menolak penawarnku.

" Yang mulia ... Saya yakin saya akan bisa membantu yang mulia bebas dari kutukan ini, dan saya janji ... " Aku mulai sedikit agresif.

" Tapi saya lebih tidak bisa menyakiti terus menerus" dia mulai terlihat luluh.

" Saya akan menahannya, karena saya juga sudah kebal dengan sakit, bagi saya ... Tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada dibohongi dan di khianati orang yang paling kita cintai" aku sedikit mengungkit kisahku dengan Anggara.

Akhirnya, raja Danuarta bersedia untuk menghisap darahku, langsung dari leherku.

Entah apa yang dia rasakan, hingga ia mulai ragu untuk melakukannya.

Pov author

" Kenapa ... Di tubuh gadis ini ada wangi bunga teratai, dan belum menyentuhnya saja ... Aku sudah baikan" batin raja Danuarta.

Hingga beberapa saat kemudian, ia hanya menghirup aroma tubuh sifatnya, bahkan ia menjadi kecanduan dengan aroma tubuh sifanya.

Malam itu sifanya sudah kembali ke kosannya, ia mulai teringat wajah raja Danuarta yang diam-diam mulai membuatnya tersenyum.

Ia menatap buku dongeng yang sejak kecil selalu dibacakan oleh ibunya, dan ia ingin sekali menuliskan kisah baru dalam buku dongeng itu, dan mengganti sifat tokoh utama menjadi lembut dan baik.

" Apa kamu memikirkan saya ?" Tiba-tiba raja danuarta mengejutkan sifanya.

" Anda ..." Sifanya terkejut, dan ia menjatuhkan buku dongeng yang sedang ia baca.

" Jadi kamu pura-pura untuk menjadi peramal demi menipu saya dan melawan saya ?" Tanya raja Danuarta.

" Saya tidak tertarik untuk menjadi penipu ... Namun saya juga memiliki hak untuk menyelamatkan diri saya dari bahaya kan " jawab sifanya membuat raja Danuarta tersenyum.

" Tapi ... Karena kamu ... Sudah memutuskan untuk menjadi mesin penambah darah saya, kamu harus siap untuk menerima konsekuensinya" kata raja Danuarta kemudian menghisap darah sifanya melalui leher sifanya.

" Ahghhhg!!! Teriak sifanya kesakitan, namun raja Danuarta segera membungkam mulut sifanya agar tidak ada orang yang mendengarnya.

***

Genap 3 bulan sudah, raja Danuarta berhubungan dengan sifanya, awalnya raja Danuarta hanya datang untuk menghisap darah sifanya saat datang bulan, namun kali ini ia mulai memiliki perasaan yang lain terhadap sifanya.

Hingga ia berani melanggar pantangan yang telah ditetapkan oleh ayah dan ibunya di pulau Devista.

" Apa, tuanku tidak bisa melakukan ini" kata seorang pria muda seraya bersimpuh di kaki raja Danuarta.

" Saya tidak bisa jauh dari sifanya ... Entah mengapa, jantung saya tiba-tiba berdetak lebih kencang ... Saat berada disisinya " tuan Danuarta mulai jujur dan percakapan raja Danuarta bersama pengawal setianya, didengar oleh wanita muda yang sudah dijadikan pelayan pribadinya oleh ibunya.

" Ini gawat ... Aku tidak mau kehilangan raja yang sudah aku cintai sejak dulu" batin gadis manis itu, panggil saja namanya sanum.

Dengan segala cara ia lakukan, agar ia bisa terlibat dengan rencana besar raja Danuarta yang akan tinggal di dunia manusia.

Sampai beberapa bulan kemudian, raja Danuarta benar-benar tinggal didunia manusia dan ia kembali datang dihadapan sifanya bukan sebagai raja Danuarta, namun sebagai bos di tempat sifanya bekerja.

" Yang mulia " sifanya langsung mengenali raja Danuarta yang telah merubah penampilannya mirip seorang CEO yang tampan dan cakap.

" Jangan panggil saya ... Dengan panggilan seperti itu ... Karena saya sekarang sedang berada di dunia manusia" raja Danuarta langsung menegur sifanya.

" Sungguh sangat kebetulan ... Karena kakak sepupu kamu, akan menjadi bos baru kita sif ... Jadi kalau mau kas bon ... Tidak sungkan lagi" mei-mei mulai turut bergabung.

" Mulai hari ini saya akan menaikkan gaji pegawai saya,jadi tidak perlu kas bon" kata raja Danuarta sembari tersenyum.

" Wow ... Paman bisa bicara ..." Mei-mei memanggil raja Danuarta dengan panggilan paman.

" Lha ... Emang saya bisa bicara " raja Danuarta berbicara sangat santun.

" Wah ... Kebangetan loe sif ... Kakak sepupu di katain bisu " mei-mei mulai membuat wajah sifanya menjadi pucat seketika.

" Sifanya benar ... Saya dulu dirawat di rumah sakit jiwa, dan saya baru sembuh dari bisu" raja Danuarta seakan ingin meledek sifanya melalui kata-kata singkatnya.

Akhirnya, sejak saat itu raja Danuarta mulai terkenal di dunia manusia sebagai seorang pembisnis hebat dan memiliki beberapa usaha dan karir yang cemerlang.

***

Setahun kemudian , raja Danuarta mulai dicalonkan oleh beberapa rekannya untuk menjadi walikota Yun, dimana hal ini mendapat penolakan keras dari sifanya.

" Kenapa ... Saya tidak boleh mengambil kesempatan ini ... ?" Raja Danuarta.

" Yang mulia ... Ini bukan tempat yang mulia , anda sudah menjadi raja di Kerajaan anda ... Ini tidak benar" jawab sifanya.

" Saya tahu ... Kamu memang telah banyak menolong saya, tapi saya juga ingin membuktikan ... Bahwa saya juga bisa menjadi pemimpin yang baik seperti manusia" raja Danuarta bersiteguh dengan keinginannya.

Sampai suatu hari kejadian yang ditakutkan sifanya, mulai terjadi dimana raja Danuarta memakai kekuatannya untuk menangkap peluru yang akan menembus jantungnya.

Dimana hal ini membuat beberapa orang mulai menggosipkan tentang asal-usul raja Danuarta.

Namun dengan gesitnya, raja Danuarta mulai mengatakan bahwa ia pernah mengikuti ilmu sulap, di luar negeri dan ia berjanji akan menunjukkan ilmu sulap itu untuk membuktikan bahwa ia adalah manusia biasa yang sekedar belajar tentang dunia sulap.

Usaha yang dilakukan raja Danuarta tidak sia-sia, bahkan kali ini raja Danuarta semakin mendapat dukungan keras dari warga untuk menjadi walikota Meraka.

Namun tiba-tiba saja, kutukan yang ada pada raja Danuarta kembali muncul di saat bulan purnama datang.

Ia kembali menjadi seorang pria berjubah yang memiliki wajah pucat, dan kali ini ia hampir saja mengancam banyak nyawa gadis-gadis yang sedang datang bulan.

Beruntung sifanya datang dan menenangkan raja Danuarta, sifanya juga mulai mengajak raja Danuarta menjauh dari ibu kota.

" Apa yang kamu lakukan ... Kamu bisa-bisa lenyap di tangan saya ... Dan kamu bukan mangsa saya malam ini" teriak raja Danuarta yang sudah dikuasai kutukan iblis awan hitam.

" Raja ... Tenang ... Tolong dengarkan saya ... Dengarkan saya !!!" Sifanya mulai menengkan raja Danuarta yang kini sudah tidak bisa menahan rasa sakit di jantungnya.

" Kita pasti menemukan cara ... Untuk menyembuhkan kutukan ini" kata sifanya kemudian mendekati raja Danuarta, yang sudah bersiap memenggal kepala sifanya.

" Hisap ... Darah saya ... Lakukan sekarang " kata sifanya , ia mencoba memberikan darahnya.

" Kamu bukan mangsa saya malam ini, kamu ... Tidak sedang datang bulan" bentak raja Danuarta.

" Saya tahu ... Tapi raja sudah berjanji ... Raja tidak akan mencelakai gadis-gadis tidak bersalah itu" sifanya mulai menangis.

Disaat yang sama, sanum dan Emil nama pengawal pribadi raja Danuarta juga melihat raja mereka yang sedang berdebat dengan sifanya.

" Kalau dari awal ... Raja tidak berhubungan dengan gadis bodoh itu, ini semua tidak akan terjadi" sanum mulai terlihat jengkel.

" Sudahlah ... Sebaiknya kita mencari cara " kata Emil.

Disisi lain, raja Danuarta tiba-tiba saja tertarik dengan bibir tipis sifanya.

" Kenapa ?" Sifanya mencoba memastikan pria disampingnya baik-baik saja.

" Saya ... Mau ini " kata raja Danuarta sembari menyentuh bibir sifanya.

Hal ini membuat sifanya ketakutan, namun ia sudah berjanji pada dirinya untuk mencegah raja Danuarta menyakiti gadis-gadis yang tidak bersalah.

Sifanya mencoba menghela nafas dalam-dalam, ia mencoba mendekati raja Danuarta dan menatap wajah yang sangat kesatikan itu.

Ia juga mulai melihat bahwa raja Danuarta juga mulai menelan salivanya sendiri, hingga membuat jankunnya bergerak naik turun.

Entah siapa yang mendahului adegan panas itu, hingga kini keduanya mulai menikmati permainan bibir yang tanpa disadari kembali membuat kondisi raja Danuarta kembali stabil.

Setelah malam itu, sifanya sangat malu saat berhadapan dengan raja Danuarta, ia ternyata tanpa sengaja juga menggigit bibir bawah raja Danuarta hingga terluka, sementara bibirnya sendiri juga mengalami luka di bagian bibir atasnya.

" Bibir loe ... Kenapa ?" Tanya mei-mei sambil menata kabel gitarnya.

" Biasa ... Aku tidak sengaja kemarin jatuh dan menatap dinding" jawab sifanya berbohong.

" Tapi kenapa bisa sama dengan milik pak bos " tanya mei-mei lagi sembari menunjuk kearah raja Danuarta yang sedang menatap tajam kearah mereka berdua.

Sifanya mendadak gelisah, saat sahabatnya Mulai mengutarakan pertanyaan yang sedikit aneh, ia segera memasukkan gitarnya dan berangkat kuliah.

Namun saat didepan cafe shop milik raja Danuarta, sosok Anggara yang dulu membawa kabur uang tabungannya datang dan langsung memeluk sifanya.

Dan hal ini langsung dilihat oleh raja Danuarta, awalnya sifanya memukuli Anggara bahkan mencaci maki Anggra habis-habisan, namun Anggara berjanji untuk mengembalikan semua yang sifanya, dan ia terlihat bersujud untuk memohon maaf kepada sifanya

Tentu saja hal ini membuat sifanya kembali luluh dan memaafkan Anggara, karena ia merasa bahwa ia masih memiliki perasaan untuk Anggara.

***

Tahun demi tahun mulai berlalu, hingga kini mencapai tahun ke tiga dimana raja Danuarta benar-benar menjabat sebagai walikota, dan sifanya kembali dekat dengan Anggara.

Namun ada yang lain dengan perasaan sifanya, ia merasa sangat risih bila mengingat foto-foto syur yang dikirimkan Dinda padanya.

Ia masih ragu untuk menerima tawaran Anggara untuk menikah dengannya, bahkan kini ia juga mulai cemburu dengan kedekatan raja Danuarta yang dijodohkan oleh media sosial dengan model ternama kota Yun.

" Apa kamu ada masalah ?" Raja Danuarta mendatangi sifanya yang sedang membuat kopi di cafe shop miliknya.

" Ahg ..." Sifanya memekik kesakitan saat tangannya tidak sengaja tersengat panci.

" Astaga ... Kamu harus hati-hati" raja Danuarta mulai meniup telapak tangan sifanya.

Dimana hal ini membuat sifanya, mulai mengingat betapa ia sangat mengagumi pria dari dimensi lain itu.

" Apakah ... Raja bahagia ... Dan senang berada didunia manusia?" Pertanyaan sifanya membuat raja Danuarta tersenyum.

" Kamu kenapa ? Apa pacar yang kamu banggakan selingkuh lagi ...? Atau menipu kamu lagi?" Pertanyaan raja Danuarta sungguh berlebihan.

" Apa yang mulia ... Tidak memikirkan , bagaimana keadaan kerajaan anda ... Dan bagaimana cara menghentikan kutukan itu " kali ini sifanya terlihat sangat serius.

" Saya ... Akan pergi malam nanti, karena hari ini akan ada perayaan festival' lampion di kerjaan, dan adik bungsu saya akan menikah ... Jadi saya akan pulang " kata raja Danuarta kemudian melangkahkan kakinya untuk pergi.

" Apakah ... Saya boleh ikut?" Pertanyaan sifanya membuat raja Danuarta menghentikan langkahnya dan segera berbalik untuk menatap sifanya.

" Apa kamu serius ?" Raja Danuarta ingin memastikan, bahwa sifanya tidak sedang membohonginya.

Sifanya hanya menganggukkan kepalanya.

***

Dalam sekejap mata sifanya telah sampai di kerajaan milik raja Danuarta, dimana ia mulai melihat lampion yang menyala disekuruh istana , bahkan rakyat di kerajaan Devista sangat bahagia.

" Kamu jangan mendekat ... Karena ini ritual yang sedikit berbahaya, saya takut kamu tidak tega melihatnya" kata raja Danuarta memberikan instruksi pada sifanya yang mulai penasaran dengan ritual pernikahan yang akan dilakukan didalam kerajaan itu.

Dari jauh sifanya melihat, raja Danuarta dicambuk oleh adiknya yang lebih dulu menikah dari pada dirinya, bahkan sanum dan emilpun tidak tega melihat majikan mereka kesakitan.

" Semoga kakak ... Segera menikah " seorang gadis yang sedang menikah itu mulai menangis dan memeluk raja Danuarta.

Pukul 00.00 malam saat sifanya akan diantar Emil kembali kedunia manusia, ia melihat raja Danuarta sedang membalut luka cambuknya dikamar.

Ia sangat terkejut betapa banyak luka yang tergambar di punggung lengan itu, sifanya akhirnya memutuskan untuk membantu raja Danuarta membalut lukanya.

" Raja tidak akan mau ..." Emil mencoba memberi pengertian.

Namun sifanya bersikeras, bahkan kali ini raja Danuarta pun tidak bisa mencegah sifanya untuk tidak membantunya mengobati lukanya.

Raja Danuarta tersenyum saat melihat sifanya mengobati lukanya sambil menangis, ia semakin ingin sifanya berada didekatnya, ia mulai menyimpan nama sifanya didalam hatinya dan ingin sifanya menjadi ratu disinggahsanahnya.

" Kenapa menangis ?" Tanya raja Danuarta setelah memakai jubahnya kembali.

" Disini sangat kejam ... Memang lebih baik anda tinggal didunia saya " jawab sifanya sembari menghapus air matanya.

" Bukankah ... Kamu ingin segera mengusir saya ... Dari dunia kamu" raja Danuarta menggoda sifanya.

" Bukan begitu ..." Sifanya mulai memanyunkan bibirnya.

" Tinggallah malam ini disini ... Karena besok ... Kita akan benar-benar berpisah " kata raja Danuarta membuat sifanya terkejut.

" Berpisah ? Maksudnya apa raja ?" Tanya sifanya penasaran.

" Saya sudah menemukan cara untuk menekan kutukan ini ... Dan saya juga sudah menyerahkan jabatan saya kepada walikota sebelumnya, dan saya juga sudah menuliskan wasiat ... Bahwa kamu adalah pemilik harta saya, semoga dengan harta ini kamu bisa hidup bahagia dan memaafkan saya ... Karena saya telah banyak mengambil darah kamu " raja Danuarta juga mulai menahan air matanya.

" Katakan ... Kemana raja akan pergi? " Pertanyaan Sifanya membuat raja Patra tersenyum.

" Saya akan bertapa di gunung muara suaru, dan saya ... Juga sudah menemui Anggara, saya telah menemui Anggara ... Saya sudah berjanji pada saya, bahwa dia tidak akan melukai kamu lagi ... Kalau tidak dia akan mati di tangan saya " kata raja Danuarta seraya menghapus air matanya.

Sifanya tidak bisa berpikir lagi, ia juga mulai sadar bahwa selama ini ia sangat mengagumi dan mencintai pria asing itu, namun ia sangat egois dan cukup sadar diri bahwa mereka berasal dari dimensi yang berbeda.

" Jangan pergi ..." Sifanya langsung memeluk raja Danuarta.

" Apa yang kamu lakukan ?" Raja Danuarta sangat terkejut.

" Saya mencintai yang mulia, saya sangat mencintai yang mulia raja " sifanya memilih jujur dengan perasaannya.

" Apa saya tidak salah dengar ?" Raja Danuarta mulai menatap sifanya.

" Demi apapun ... Saya sangat mencintai raja " jawab sifanya diiringi air mata yang jatuh tak tertahan.

" Tapi saya tetap harus pergi, saya akan bertapa selama 10 tahun ... Saya akan menebus kesalahan yang telah saya lakukan pada dukun itu, saya telah sadar bahwa saya yang bersalah ... Dan saya yang telah mendahului permusuhan itu" jelas raja Danuarta dan kali ini ia membelai rambut sifanya dengan sangat lembut.

" Kita tidak akan pernah bisa bersama sifanya, jikapun ... Kita melanjutkan kisah ini ... Maka diantara kita harus ada yang berkorban, saya janji akan menebus kesalahan saya, dan kamu bisa kembali menikmati hidup kamu seperti sedia kala , saya akan menghapus pertemuan dan perasaan ini" kata raja Danuarta seraya menahan air mata.

Namun sifanya langsung memeluk raja Danuarta dan ia juga menangis sembari memperdalam pelukannya.

" Sifanya ... Jangan menyiksa diri kamu dengan halusinasi ini ... Dan jangan menyia-nyiakan hidup kamu dengan kisah semu ini ... Dan dengarkan saya ... Saat kamu bangun ... Kamu hanya akan mengingat Anggara, kamu akan lupa ... Tentang kita " kata raja Danuarta, namun sebelum raja Danuarta itu sifanya terlebih dulu mengambil kancing jubah milik raja Danuarta dengan hati-hati.

Ia juga menyelipkan sebuah surat yang mendadak ia tulis dengan bantuan Emil untuk menerjemahkan dengan bahasa asli kerajaan Devista.

***

Keesokan harinya, sifanya sudah kembali berada dikosannya, ia rela pura-pura lupa ingatan ,bahkan ia sangat ingat bagaimana raja Danuarta mengantarnya pulang dan mengecup keningnya sebelum pergi.

" Semoga ... Kamu sempat membaca surat dariku" batin sifanya sembari mendekap erat kancing baju milik raja Danuarta yang berhasil dicurinya.

Sejak saat itulah, sifanya memutuskan untuk mendonasikan seluruh harta peninggalan dari raja Danuarta untuk pembangunan tempat ibadah, dan membuka lapangan pekerjaan bagi warga kota.

Ia juga memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Anggara, karena ia tidak bisa membohongi hatinya sendiri bahwa ia sangat mencintai raja Danuarta.

" Mulai sekarang ... Aku akan mencoba untuk menjalani hari-hari ini disini" kata sifanya seraya menatap kearah hamparan laut yang berada didekat tempat tinggalnya yang baru.

" Loe serius ... Melepas gelar sarjana loe ... Hanya demi menunggu orang yang belum pasti nyata itu?" Mei-mei mulai memberikan argumennya.

" Entahlah ... Tapi ... Aku rasa, baru kali ini ... Aku memiliki perasaan sedalam ini" sifanya hanya bisa menghibur dirinya sendiri.

" Ya sudah ... Sebagai sahabat yang baik, gue akan temani loe ...merintis usaha ini" mei-mei membuat sifanya terharu dan menangis.

Sejak saat itulah, sifanya memulai bisnis barunya, sebagai pemilik homestay yang ada di area pemukiman warga pulau pecah seribu,dimana pulau itu terletak diantara pulau Devista, dan perbatasan ibu kota Yun.

(Danuarta homestay)

Adalah nama penginapan yang dibangun oleh sifanya dan mei-mei, mereka berjuang dari nol bersama-sama, hingga 5 tahun kemudian berkembang dengan pesat, dan menginjak usia sifanya ke 29 tahun, sifanya mendapatkan surat dari orang tuanya agar menikah dengan pria yang telah dipilihkan oleh nenek sifanya.

Namun sifanya memilih menolaknya, karena ia percaya bahwa suatu saat pasti akan bertemu kembali dengan raja Danuarta.

" Apa kamu mau jadi perawan tua ...?" Tanya mei-mei yang kini sudah menikah dan tengah hamil tiga bulan.

" Begitu juga tidak masalah" jawab sifanya dengan santainya.

Hingga beberapa bulan kemudian, sifanya tidak sengaja mengetahui kebenaran tentang leluhurnya yang ternyata pernah berhubungan dengan buku dongeng yang ia temukan.

Sifanya sangat terkejut, saat mengetahui bahwa kakek buyutnyalah, yang waktu itu memberikan kutukan iblis awan hitam itu untuk raja Danuarta, karena tanpa sengaja raja Danuarta mengganggu para nelayan ,khususnya kakek buyut sifanya.

" Jadi sebenarnya ... Raja Danuarta itu juga manusia ?" Tanya sifanya pada ayahnya.

" Dia memang seorang raja, waktu itu dia masih berusia 17 tahun, tapi raganya disegel di gunung suaru dimana disana adalah tempat mereka sebenarnya dengan suku dan ras mereka" ayah sifanya mulai memberi penjelasan.

" Tapi ... Kenapa kamu bertanya seperti ini ? Apa kamu ada yang aneh ... Dan ada sosok yang mengikuti kamu, atau mengganggu kamu?" Tanya ayah sifanya menyelidik.

" Tidak kok ayah " jawab sifanya berbohong.

Sifanya mulai memberanikan diri untuk mempersiapkan diri mendaki gunung suaru , yang memiliki tinggi 10 meter, dan disana akan ada bukit yang memang terlarang, karena suku asli pegunungan itu telah melepaskan diri dari ibu kota.

Kebanyakan orang yang mengunjungi tempat itu harus berpuasa selama perjalanan yang ditempuh tiga hari, dan tidak memakai alas kaki saat menyeberangi jembatan kayu, bahkan ada tanah tandus yang harus dilewati.

Setelah 5 tahun berlatih keras mendaki bukit demi bukit terdekat, dan dengan persiapan yang matang ,sifanya bertekad untuk mengunjungi istana raja Danuarta yang sebenarnya.

Dimana disaat itulah, raja Danuarta yang bertapa di gunung suaru hampir selesai dari meditasinya.

***

Satu Minggu sudah sifanya melakukan perjalanan yang sangat menguji ketahanan tubuh dan mentalnya itu, dan ia kini bisa sampai diatas gunung suaru.

" Emil ..." Sapa sifanya begitu berjumpa dengan pengawal pribadi raja Danuarta.

" Lho ... Sifanya " Emil masih mengenali sifanya, dengan bangganya sifanya berlari dan memeluk Emil.

Ia merasa mendapat angin segar, dan ia rasanya ingin berteriak meluapkan rasa bahagianya.

" Saya akan mengantar kamu ke kamar raja Danuarta ... Dan saya harap kamu tidak terkejut" kata Emil kemudian mengajak sifanya masuk kedalam kerajaan yang megah namun sunyi itu.

Betapa terkejutnya sifanya saat melihat wajah raja Patra yang pucat bahkan masih belum mengeluarkan tanda-tanda akan siuman.

" Kenapa kamu bawah ... Gadis pembawa sial ini kemari ... Apa kamu ingin raja kamu dikutuk lagi" Emil mulai di marahi oleh sanum.

" Sanum ... Ini bukan salah Emil, saya hanya ingin memastikan ... Bahwa hari ini raja akan sadar karena malam bulan purnama" sifanya seakan mengetahui segalanya.

" Bolehkah saya mendekati raja Danuarta ?" Tanya sifanya yang ingin memastikan bahwa dihadapannya adalah pria yang selama sepuluh tahun ia nantikan.

Sifanya mulai menangis saat melihat raud wajah raja Danuarta , ia bukannya semakin terlihat tua, namun ia jauh lebih terlihat muda dalam wujud nyatanya.

Akhirnya malam itu sifanya bergabung dengan para penghuni istana untuk menyaksikan kembalinya raja Danuarta kedalam wujud aslinya.

Entah mengapa tiba-tiba malam itu awan hitam dan tebal mulai menyelimuti, bahkan bulan mulai tertutup.

Sifanya mulai ikut cemas, dihadapan kedua orang tua raja Patra dan seluruh penghuni istana sifanya memberanikan diri untuk melakukan sebuah ritual yang dulu dilakukan kakek buyutnya untuk mengutuk raja Patra.

Mula-mula sifanya mengelilingi kobaran api, hingga kemudian ia berjalan di atas bara api sampai kakinya lecet dan ia merasakan kesakitan yang luar biasa.

" Wahai ... Iblis awan hitam ... Mulai sekarang, kutukan ini hilang ... Dan darah ini adalah senjata ampuh untuk mengusir kalian, jadi bebaskan Raja Danuarta ... Kembalikanlah Dia kewujud nyatanya ... Jadikanlah dia raja yang dermawan, raja yang baik dan jika memang masih ada kesempatan ... Kembalikan juga cintanya untuk saya " teriak sifanya, dimana saat itu juga tiba-tiba angin kencang mulai menyapu rambut sifanya yang panjang, dan hampir menerbangkan tubuh sifanya.

Namun dengan sigap raja Danuarta berhasil menangkap sifanya.

" Raaaaja ..." Sifanya terkejut.

" Anda ... Sudah sadar ... Dan anda benar-benar ada " sifanya mulai menangis, bahkan ia juga melihat bahwa kancing jubah yang dipakai raja Danuarta hilang satu.

Namun apa yang terjadi, raja Danuarta malah mendorong sifanya, bahkan ia seakan tidak peduli dengan kondisi kaki sifanya yang sedang cidera.

" Apa salah saya ... Kenapa raja malah mendorong saya ?" Teriak sifanya sembari menangis.

" Saya tidak tahu siapa kamu ... Dan saya juga tidak menghendaki orang asing menginjakkan kakinya di istana saya" teriak raja Danuarta membuat Emil dan sanum terkejut.

" Waktu itu ... Didalam dimensi itu, anda akan juga mengatakan ... Bahwa anda juga memiliki perasaan untuk saya raja ... Tolong ingatlah " Isak sifanya sembari memohon.

" Bagi saya dimensi waktu itu adalah luka yang sangat pahit, dan jika memang saya waktu itu memiliki perasaan untuk kamu ... Hanyalah semu, dan saya ... Akan menarik kata-kata itu, pergilah kamu ... Dan kembalilah kamu ke tempat kamu ... " Bentak raja Danuarta membuat sifanya bersedih.

Dimana disaat yang sama, ayah sifanya datang bersama seorang pria yang akan dijodohkan dengan sifanya.

" Dugaan saya adalah benar ... Kamu hanya akan memanfaatkan kepolosan putri saya, untuk kepentingan kamu ... Dan kamu hanya ingin mendapatkan keuntungan dari putri saya dengan pura-pura mencintainya ... Saya menyesal telah menunjukkan bagaimana cara melepaskan kutukan itu" kata ayah sifanya kemudian menghampiri sifanya.

Dan pria asing yang akan dijodohkan dengan sifanya itupun, segera membantu ayah sifanya membopong sifanya untuk pergi.

" Tunggu ayah ... Ada yang ingin sifanya berikan untuk raja kejam ini " kata sifanya sebelum pergi.

Ia berjalan dengan menahan kesakitan, bahkan tanah dihadapan istana itu dipenuhi dengan cap kaki sifanya yang berlumuran darah.

" Mulai sekarang ... Saya akan memutus perasaan ini, saya kembalikan perasaan palsu ini untuk anda ... Dan bertemu dengan anda adalah mimpi buruk dalam hidup saya " kata sifanya sembari mengembalikan kancing baju milik raja Danuarta.

***

Selepas kepergian sifanya, raja Danuarta mulai mengurung dirinya didalam kamarnya, ia tidak bisa menahan amarahnya , ia juga sangat sedih saat mengetahui bahwa sifanya adalah keturunan dari dukun yang mengutuknya dulu.

" Perasaan dan cinta saya untuk kamu tidak ada yang palsu ... Semua ini adalah asli sifanya" Isak raja Danuarta sembari menangis.

Ia bahkan mulai membaca tulisan tangan sifanya, yang mengatakan bahwa ia akan menunggunya di pulau pecah seribu bila mereka benar-benar bisa bertemu kembali.

***

Setelah hari itu, sifanya mulai memutuskan untuk melupakan sosok raja Danuarta, dan ia juga menyetujui permintaan ayahnya untuk menikah dengan Lukman, pria yang usianya tiga tahun lebih tua darinya.

3 bulan kemudian sifanya sudah sembuh dari sakitnya, dan acara pernikahannya dengan lukmanpun sudah hampir dekat.

Sementara itu, raja Danuarta sangat marah saat mendengar berita pernikahan sifanya yang dibawakan oleh Emil.

" Jadi ... Apa yang akan raja lakukan?" Tanya Emil.

" Saya akan pergi menemui sifanya ...dan saya akan menggagalkan pernikahan ini, saya tidak bisa menahan diri saya lagi" kata raja Danuarta kemudian berlari keluar dari istananya.

Dan ia memilih jalur yang sama dengan yang dilalui sifanya, hingga membuatnya menangis pilu setiap melewati rintangan yang di hadapi sifanya demi ingin melepas kutukan yang diberikan oleh kakeknya.

Hingga satu Minggu kemudian, raja Danuarta sampai di tempat sifanya dan ia sudah melihat sifanya memakai baju pengantin.

Emil dan sanum tidak tahu harus bagaimana untuk menghadapi majikan mereka, apalagi hari itu calon suami sifanya juga telah menyewa beberapa orang kuat untuk menjaga rumah sifanya.

" Kenapa saat seperti ini ... Saya tidak. Isa memakai tenaga dalam saya " kata raja Danuarta sembari menahan rasa sakit dikakinya.

Sementara itu, dari kejauhan sifanya melihat raja Danuarta tengah membuat kegaduhan di acara pernikahannya.

" Jadi apa yang akan kamu lakukan ?"tanya mei-mei sembari menatap sahabatnya.

" Semua ini ... Sudah tidak ada artinya, yang lalu biarlah berlalu ... Aku akan mencoba melanjutkan hidup dengan kisah yang baru" jawab sifanya sembari tersenyum.

***

1 jam kemudian, sebelum ritual pernikahan berlangsung, sifanya menemui raja danuarta yang telah mengalahkan pengawal yang disewa calon suaminya.

" Sifanya ... Dengarkan saya ... Perasaan saya dan cinta saya untuk kamu itu nyata ... Saya sangat mencintai kamu, dan saya jatuh cinta saat kita pertama kali bertemu ... Saya juga ..." Raja Danuarta mulai sibuk memberikan sebuah penjelasan.

" Demi apapun ... Saya mencintai kamu, saya ingin kamu menjadi ratu saya ... Meskipun saya harus kembali mendapat kutukan dari leluhur kamu, tapi ... Saya tidak bisa melepas kamu untuk yang kedua kalinya ..." Teriak raja Danuarta.

Saat sifanya akan mengacuhkan raja Danuarta, tiba-tiba saja kedua orang tua raja Danuarta beserta rombongannya datang sembari membawa seserahan.

" Hei ... Sifanya ... Sebenarnya raja tidak pernah salah ... Saya yang telah mengancamnya ... Dan memprovokasinya" teriak pria paruh baya yang tak lain adalah ayah raja Danuarta.

" Dan saya juga memohon ... Kepada kamu, untuk memaafkan putra saya ... Lihatlah ... Saya membawa seserahan dan mas kawin untuk melamar kamu menjadi ratu di kerjaan kami" sambung wanita berparas ayu itu sembari bersujud dikaki sifanya.

Melihat hal ini tentu saja keluarga sifanya tidak tinggal diam, dan mereka segera mendesak sifanya untuk segera menikah dengan Lukman.

" Cepat ... Menikahlah dengan Lukman ... Dia lebih kaya ... Dan tidak akan membuat kamu kecewa" kata ayah sifanya.

Akan tetapi beberapa saat kemudian, saat janji pernikahan akan diucapkan, seorang wanita datang sembari menggendong balita.

" Sifanya ... Lukman adalah suami saya ..." Kata seorang wanita muda yang tak lain adalah Dinda.

Untuk kedua kalinya sifanya harus bertemu dengan sahabatnya dalam situasi yang tidak tepat.

" Awalnya saya sangat iri sama kamu, kenapa kamu selalu beruntung dari pada saya ... Sampai saya rela untuk menyuruh Lukman pura-pura mendekati kamu, dan menguras harta kamu ... Tapi setelah saya sadar ... Saya butuh suami saya, dan saya mencintai ayah dari anak saya " Isak Dinda membuat Lukman terlihat terharu.

Dengan berat hati sifanya membatalkan pernikahannya dengan Lukman, akan tetapi ia juga tidak langsung menerima lamaran dari raja Danuarta.

" Saya butuh waktu ... dan jangan pernah muncul dihadapan saya ... Sebelum saya memaafkan anda" sifanya kemudian meninggalkan raja Danuarta bersama rombongannya.

Sejak saat itu raja Danuarta mulai terlihat gelisah dan cemas, hampir setiap hari ia menunggu kabar dari sifanya di gerbang istananya.

Namun setelah satu bulan sabar menunggu, raja Danuarta malah mendapat kabar bahwa sifanya kembali ke kota Yun, hingga membuatnya marah dan turut menyusul sifanya ke ibu kota.

Hotel Aries

Setelah satu Minggu sampai di ibu kota, sifanya akhirnya bisa mengambil gelar doktornya, dan ia sangat bahagia karena meski selama ini tinggal di pulau yang jauh dari kota, ia bisa mengikuti kuliah secara online.

Dan dengan bantuan Anggara, sifanya juga telah berhasil mengembangkan bisnis propertynya.

Danuarta Grub

" Ini bukanya ... Nama raja ya ? Kok bisa di pakai sebagai nama perusahaan seperti ini?" Emil mulai bertanya-tanya.

" Saya tidak ada urusan dengan nama itu ... Saya hanya ingin bertemu dengan sifanya" raja Danuarta mulai geram.

Dan ia sudah berkeliling di gedung bintang lima itu untuk mencari sifanya, namun tidak bertemu juga.

Sampai akhirnya ia menemukan sifanya telah kembali ke pulau pecah seribu.

" Kali ini ... Saya tidak bisa tinggal diam" kata raja Danuarta kemudian memakai tenaga dalamnya dan mencari keberadaan sifanya.

( Sreeet...) Dalam sekejap mata saja raja Danuarta sudah bisa berlari dari ibu kota Yun menuju pulau pecah seribu.

Dimana ia langsung tepat berada disampingnya sifanya yang sedang mencari kerang dipinggir pantai.

" Apa kamu sengaja ... Ingin menguji kesabaran saya " raja Danuarta langsung memeluk sifanya dari belakang.

" Ahw ... " Sifanya terkejut dan langsung berteriak, akan tetapi raja Danuarta tidak bisa berkompromi lagi, ia langsung membawa sifanya menuju tengah laut.

" Raja ... Stop ... Stop !!! Saya takut" teriak sifanya ketakutan, sembari memukul bahu raja Danuarta.

" Katakan bahwa kamu tidak akan menghindari saya lagi ... Dan akan memaafkan saya " kata raja Danuarta.

" Iya ... Saya sudah memaafkan raja..." Kata sifanya membuat raja Danuarta langsung membopong sifanya menuju tepi pantai.

Dibawah terik matahari siang yang sangat panas itu, keduanya juga mulai terlihat basah kuyup.

" Katakan ... Apa kamu menerima lamaran saya , dan saya hanya butuh jawaban iya ... Jika kamu mengatakan yang lain ... Saya tidak akan mengampuni kamu ... Dan keturunan kamu" raja Danuarta mulai mengancam.

" Mana ada orang melamar Seperti itu, kalau raja mengancam seperti itu ... Saya jadi semakin takut" sifanya mulai berdalih.

" Sifanya ... Lihatlah ... Saya sudah berkuasa selama sepuluh tahun, dan bukankah ... Sudah saatnya saya memakan kamu" kata raja Danuarta sembari tersenyum.

" Katakan ... Apa yang akan saya dapatkan ,jika saya mau menjadi istri kamu?" Pertanyaan sifanya membuat raja Danuarta tersenyum.

" Kamu akan menjadi seorang ratu, disegani ... Dan bahagia" jawab raja danuarta singkat.

" Saya sudah kaya ... Dan saya juga tidak butuh gelar itu" kata sifanya membuat raja Danuarta tertegun.

" Lalu ... Apa yang kamu inginkan ?" Sambung raja Danuarta.

" Saya ingin raja menjadi raja dihari saya ... Yang baik, dan kaya dengan kelembutan ... Bukan dengan kekerasan" kata sifanya sembari tersenyum.

" Jadi kamu meminta saya meninggalkan kerajaan saya ?" Tanya raja Danuarta.

" Tidak ... Saya ingin raja berbaikan dengan wali kota, dan menyambung kembali hubungan antara gunung suaru dengan ibu kota Yun " jawaban sifanya sangat bijak.

" Baiklah ... Kalau saya melakukan itu , apa yang akan saya dapatkan?" Tanya raja Danuarta.

" Anda akan mendapatkan saya ... Dan anak -anak yang lucu" jawab sifanya seraya berbisik.

Hal ini tentu saja sangat disetujui oleh raja Danuarta,dan dari kisah ini kita bisa belajar untuk bisa menerima kekurangan yang ada pada pasangan kita, serta kita bisa belajar bahwa singgah sana dan kekuatan bukanlah prioritas utama untuk melahirkan kebahagiaan.

Sampai jumpa, di cerita selanjutnya ya !!!

Jangan lupa follow dan share, dan tinggalkan kritik dan saran di kolom komentar, agar bisa membuat karya ya g lebih baik lagi.

Terimakasih.


















Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)