Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Perbincangan dengan Nadia seminggu lalu mengusik konsentrasiku. Menyingkirkan deretan angka yang dibungkus rumus-rumus kalkulus. Terbayang Nadia yang tersenyum mengingat kenekatannya menghampiri Irfan bersama sepucuk surat. Kalimat-kalimat sarat cinta yang dibalas dengan kalimat-kalimat penuh hujat. Luka hatinya sudah sembuh, bekasnya pun telah samar. Lamaran Ikram adalah penawar hatinya.
"Alhamdulillah saya sudah sangat tenang, mbak. Saya yakin semua orang akan mendapat balasan atas setiap perilakunya. Mungkin sekarang dia sedang merana karena ditolak seseorang. Bisa jadi kan? Saya lebih baik dihujat daripada menghujat. Insya-allah pernikahan saya ini adalah hadiah terbaik dari Allah."
Saat mendengarnya langsung dari Nadia, aku hanya diam. Waktu itu, tepat sehari setelah aku menolak lamaran Irfan. Kata-kata Nadia membuatku takut. Jantungku berdegup kencang mengingat penuturannya. Pesan-pesan penuh kebencian yang kuterima dari Irfan kemarin malam menghentak-hentak kepalaku. Membuatku pusing. Aku refleks menelan ludah dengan hati tak karuan. Kubuka jendela baru di laptopku. Kubaca artikel demi artikel yang membahas perkara menolak lamaran. Nafasku memburu. Aku seperti sedang dikejar dosa. Sungguh, aku takut sikapku pada Irfan membuatku kualat.
"Alhamdulillah saya sudah sangat tenang, mbak. Saya yakin semua orang akan mendapat balasan atas setiap perilakunya. Mungkin sekarang dia sedang merana karena ditolak seseorang. Bisa jadi kan? Saya lebih baik dihujat daripada menghujat. Insya-allah pernikahan saya ini adalah hadiah terbaik dari Allah."
Saat mendengarnya langsung dari Nadia, aku hanya diam. Waktu itu, tepat sehari setelah aku menolak lamaran Irfan. Kata-kata Nadia membuatku takut. Jantungku berdegup kencang mengingat penuturannya. Pesan-pesan penuh kebencian yang kuterima dari Irfan kemarin malam menghentak-hentak kepalaku. Membuatku pusing. Aku refleks menelan ludah dengan hati tak karuan. Kubuka jendela baru di laptopku. Kubaca artikel demi artikel yang membahas perkara menolak lamaran. Nafasku memburu. Aku seperti sedang dikejar dosa. Sungguh, aku takut sikapku pada Irfan membuatku kualat.
#1
Welcome
#2
Getar yang Tak Sampai
#3
Pulang
#4
Masa Depan
#5
On Fire
#6
La Langue
#7
Mushaf dari Nadia
#8
Bukan
#9
I am OK
#10
Ha Ana Dza
#11
Rasaku
#12
Pesan Berkedok Agama
#13
La Pomme Rouge
#14
Hijab Hati
#15
Ta'aruf
#16
Am I Late?
#17
Cinta
#18
Mencoba Bertahan
#19
Is It Love?
#20
Nouveau Coeur
#21
Musafir Cinta
#22
Jejak-jejak Hikmah
#23
Picisan
#24
Labbaika
#25
Tiga Surat Pilihan
#26
The Younger One
#27
Ma'assalaamah
#28
Shobrun Jamil
#29
Je T'aime
#30
Epilog
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
3
Dibaca
5.2k
Rekomendasi dari drama
Novel
The Salad Days
Bentang Pustaka
Novel
The Orange Girl
Mizan Publishing
Novel
Tough Woman
Anggi faizta
Novel
Lost in Your Heart
Septa Putri
Novel
Reverse
Rebecca Jemima Pasaribu
Novel
CRIMINAL MIND WORLD OF INVESTIGATORS
Author Ghost
Novel
The Badboy
Fidya Damayanti
Novel
EPILOG: Abhakalan
Manusia Purba
Novel
Beautiful Gadis
Anggia Novkania
Novel
Trapped in first love
Nadzwa Clarisa
Novel
Memeto Mori
Hana
Novel
My Internet Best Friend
Sella Aracellia
Novel
DANGERVILE
Pikacuu
Novel
I'am(not)crazy
aira
Novel
Tiba-tiba
Dea Rivani