Masukan nama pengguna
Pernahkah kau bertanya tanya tentang hidupmu?. Orang orang mengatakan bahwa, kehidupan sebagai seorang yang tidak bisa meninggalkan masa lalu. Sebagai pria tua yang berumur 29 tahun, hidupku hanya makan seperti manusia biasa.
Menurutku kehidupan biasa ini hanya biasa biasa saja. Sebagai pria yang ditinggalkan orang tersayangnya, bukanlah hal yang menyenangkan.
Tapi saat itu. Saat aku melihat pohon yang berada di dataran tinggi ini. Membuat hatiku tenang, aku terus berjalan menuju pohon itu. Disaat anak yang sedang berlari lari memanggilku dengan sebutan, Ko. Anak kecil itu memanggil nama ku. Tapi aku tidak memedulikannya.
Aku semakin dekat dengan pohon itu. Aku semakin dekat dengan pohon itu, jaraknya hanya tinggal 5 lagi. Setelah sampai aku berbaring di dekat pohon itu. Merasakan kehangatan dan kesegaran.
Di dataran tinggi itu. Walaupun tempat pohon itu jauh dari banyaknya orang orang. Tapi tidak tau kenapa aku tetap mendengar perkataan orang lain. Mereka mengatakan bahwa, si Ko tetap tak ingin meninggalkan tempatnya, padahal Hana sudah pergi.
Siapa peduli. Walaupun omongan mereka seperti tokek yang menyebalkan, aku tak akan mendengar mereka.
Aku tertidur didekat pohon. Selama sejam aku tidur. Rasanya tidak lama. Aku terbangun dengan kedua kakiku. Setelah terbangun aku berjalan untuk pulang kerumah.
Tebakanku, pasti sekarang jam 3 sore. Karena suasana sore harilah yang paling indah. Tidak, maksudku mungkin jam 5 sore. Suana seperti ingin malam.
Sekarang aku sampai di rumah. Dirumah ini banyak sekali kenangan yang paling hangat.
Karena mungkin rumahku dekat dengan tetangga, tetangga di sebelahku namanya Argi. Ibunya sudah meninggal dari ia umur 15 tahun. Sekarang Argi dirawat oleh bapaknya.
Saat aku membuka pagar rumah Argi menyapaku.
“Hai Pak ko. “
Aku hanya melambaikan tangan lalu masuk ke rumahku. Membuka pintu, berjalan menuju kamarku berganti baju. Lagi lagi dari luar tetangga membicarakanku. Tokek sialan. Aku menutup gordeng dari kamar.
...
Tak terasa sekarang sudah jam 9 malam. Aku berjalan menuju kamar. Langkah kaki terasa begitu berat.
Aku berbaring di tempat tidurku. Aku mulai tertidur dan, mataku menutup. Aku mulai bermimpi.
Apa ini?. Siapa orang ini?.
Di dalam mimpiku ini. Aku bermimpi, aku sedang duduk di bangku. Disebelah kiriku, terdapat pohon yang memayungi aku dan orang di sebelahku.
Setelahku perhatikan, sepertinya aku mengenai orang itu. Dengan rambutnya yang bergelombang panjang sampai ke punggung. Ia mengenakan dress putih yang cantik. Mulutnya sedikit tersenyum
Ya. Aku mengenali dia, ia istriku, Hana. Air mataku mengalir. Aku mencoba memegang tangannya.
Dengan lemah lembut Hana berkata.
“masih belum bisa lupain aku?. “ Suaranya bak burung yang bernyanyi. Aku menjawab dengan mengangguk.
“Kau harus terbang lagi walaupun tanpa aku, sayapmu masih kuat untuk terbang. “
“Aku tak bisa, aku tak bisa terbang lagi tanpamu. “
“Kau telah berjanji, jika salah satu dari kita sudah pergi. Kita masih harus tetap bertahan sampai akhir. “
“aku tak bisa. Hari ini aku sangat merindukanmu. “
Tak lama setelah itu aku terbangun dari mimpi indahku. Mataku terbuka, aku menangis.
Hanyalah orang orang yang kehilangan yang pasti tau rasanya ditinggal sendiri. Rumah seperti tidak ada harapan, begitu pula denganku. Aku hanya pria yang berusia 29 tahun yang tak bisa melupakan masa lalu.
Aku masih tetap berbaring di ranjangku seperti beruang yang hibernasi. Padahal hari ini hari ulang tahunku.
Tak lama kemudian pintu berketuk. Aku mencoba untuk berdiri dan berjalan keluar dari goa hibernasiku. Aku sampai di depan pintu. Aku membuka pintu itu. Argi dia didepan aku. Argi berkata
“Hai ko. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. “
“masuklah.” Argi masuk di ruang tamu. Lalu ia duduk.
“Ada apa?. “ kataku dengan lemas
“Apakah kau masih merindukan dia. “
Aku hanya mengangguk.
“Kenapa kamu masih ingin tinggal di masa lalu mu? “
“Aku tidak tahu. “
“kau tahu, kau tidak sehat apa kau tak ingat?. “
Ada apa. Apa yang tidak aku ingat. Aku hanya pria biasa.
Argi membuang nafas dengan panjang.
“Tadi malam kau mencoba untuk menabrakkan dirimu sendiri. Saat malam pukul 3. Aku terlihat kamu keluar dari rumah. Awalnya aku menghiraukannya tapi saat itu muka kamu sangat pucat. Aku mencoba memanggilmu tetapi kamu tidak mendengar. Saat kamu sampai didepan jalan. Kamu mencoba menabrakan dirimu.
Para warga mencoba menghentikannya. Dan akhir kau diistirahatkan di rumahmu.”
Argi menjelaskan dengan penuh detail.
Aku hanya menangis didepannya karena aku mencoba mengingkari janji.
“Menurut sepengetahuanku. “ Argi berkata lagi.
“Kamu mendapati penyakit strespasca trauma. Aku tahu pasti dirumahmu pasti sangat sepi. Rasanya kehilangan juga menyakitkan. Tapi harus melewatinya.
Ingatlah karena ini adalah bagian terakhir dari hidup. Dan ingatlah juga, tolong untuk bertahan dari malam yang menakutkan dan gelap itu. Karena nanti kita akan menyambut pagi hari yang lebih indah. “
Aku menangis lagi. Apa yang dia katakan benar. Aku merasa aku sangat malas akhir akhir ini aku sangat malas aku hanya berbaring di kasurku. Jika tidak di pohon itu.
Saat aku dan Hana pertama kali bertemu saat dia menjadi atlet kampung. Hana sangat tergila gila dengan bulu tangkis. Aku melihat bagaimana ia memukul kok. Bagaimana cara dia bermain dengan adil. Saat umur ku 25 tahun aku hanya memandangi ia dari kejauhan saat ia tanding dengan kampung sebelah.
Sementara aku hanya musikal yang tidak terlalu terkenal. Karena itulah dia adalah inspirasiku untuk membuat lagu.
Saat aku menjelajahi desa untuk mencari inspirasi. Saat itu Hana sedang istirahat disana. Saat itu juga aku duduk disebalahnya lalu kami saling mengenal. Pada akhirnya kami menikah di umur kami yang 29 tahun.
Sebulan setelah pernikahan kami. Kami mendengar bahwa Hana tak bisa hamil dari dokter. Kami menjalani hidup bersama sama tanpa anak.
2 bulan setelah itu Hana meninggal karena tertabrak.
Argi kembali berkata. “Apakah kamu baik baik saja. Ayo kita ke psikolog. “
“Tapi jika aku baik baik saja. “
“ Ayolah, kita hanya mengecek keadaanmu!. “
“ Baiklah jika kau memaksa. “
...
2 bulan setelah perawatan akhirnya 100% aku sembuh dari strespasca trauma. Memang penyakit sudah sembuh tapi aku tak akan melupakan dia.
Masih banyak yang berpikir bahwa mereka tidak bisa berlari dari masa lalu. Maka itu bagian terakhir dari hidup yang harus kau jalani. Kalian harus masih senang jika orang orang yang kau sayangi pergi. Karena nanti orang itu akan tinggal dibulan lalu menyinarimu
Jika orang orang bertanya kenapa kau masih ingin tetap hidup. Karena aku dikelilingi orang orang baik yang sedia mendengar ceritaku. Dan aku harus bertahan dari malam yang gelap dan menakutkan, agar bisa menyambut pagi hari yang indah.
TAMAT
(Cerita ini terinspirasi dari drama korea Daily dose of sunshine. Jadi mohon maaf jika ada kesamaan cerita dan pelajaran hidup yang sama.)